#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menceritakan kisah Ruslan Basri Siregar selama
menuntut ilmu di Pesantren Mustafawiyah - Purba Baru)
*Di tulis dalam rangka mengenang se-abad Pesantren
Purba Baru pada tanggal 10 - 12 Desember 2012
Oleh : Rahmat Parlindungan Siregar ________________________________________________________
Para kawan...!
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh....!
Ruslan Basri Siregar adalah ayahanda penulis
blog Masjid Sri Alam Dunia Sipirok Masholi ini.
Beliau menurut cerita beliau,
pernah bersekolah di Pesantren Purba.
"Taringot sikola, otak ni dia do rupa sikola ni
aya...?" begitu tanya penulis pada masa yang
telah berlalu pada almarhum ini ketika belia melantun salah
satu ayat Qur'an dalam tajuid dan qolqolah yang sesungguhnya.
Dan beliau menjawab :
"Wah...! anggo taringot sikola anggia, ungada do au di Purba. Adong au
dua taon disi, tai na sampe tamat harana na tahan anggia napingiti.
Parbinotoan namarugamo on pe tai siani do dapot" jawab baginda
Manahan ini pula pada penulis.
Para dongan...pembaca Blog MSAD Sipirok Masholi...!
Jika kita menulusuri dunia maya ini ke arah mandailing dengan kata kunci
Pesantren Purba, maka kita akan dibawa kesalah satu situs yang memuat
brosur undangan "Peringatan 1 Abad Pesanteren Purba".
Brosur itu berisi undangan/mengundang semua alumni dari pesantren tersebut
untuk menghadiri peringatannya pada tanggal 10 -12 Desember 2012.
Andai saja orang tua saya ini masih hidup, meskipun beliau bukan alumni
(Sikola sampe tamat), saya akan tetap menyampaikannya dengan harapan akan
mau menghadirinya. Atau kalaupun tidak, minimal saya ingin mengingatkan,
membuka kembali memorinya tentang macam hal yang di alaminya selama sekolah
di pesantren tersebut.
Tapi ...! Allah Swt telah terlebih dahulu memanggilnya. Semoga amarhum
ini ditempatkan Allah Swt di tempat yang di ridhoiNya. Amin ya robbal alamin.
Para dongan...!
Semasa hidupnya, oppu rino ini (Rino anak penulis) telah meninggalkan banyak
cerita pada penulis tentang keadaanya di pesanteren tersebut ketika masih
menuntut ilmu.
Dan tulisan ini berisi macam cerita tersebut dengan tujuan penulisan, untuk
lebih mencintai, menghormati, menghargai sekaligus berterimakasih pada
pesantren tersebut atas terbaginya ilmu pada almarhum yang dengan sendirinya
menjadi modal beliau dalam mendidk putra putrinya/anak-anaknya.
Untuk menyingkat waktu membaca, demikian isi macam cerita tersebut :
___________________________
Maroban Batu Tiop Manyogot
___________________________
"Sada batu wajib di oban tiop manyogot", begitu kata belia pada penulis
pada saat menuntut ilmu di pesantren tersebut. "Bagi siapa yang tidak
membawa maka akan diberikan sanksi, bisa dengan justru harus membawa
besoknya tiga batu, tapi bisa juga disuruh membersihkan halaman
pesantren" lanjut oppu ini.
Para kawan...! Jika pada situs Sorik Marapi dikatakan, pada masa kepemim-
pinan Seh Abdullah bin Husein para santri disarankan untuk memberikan
seng, papan, pasir atau batu demi terlaksananya pembangunan dipesantren
Purba ini, maka bagi saya ini cukup logis mengingat adanya cerita
Ruslan Basri ini.
Begitupun, dengan bersedianya Seh Abdullah mengeluarkan tabungannya
demi mencukupi sumbangan para satrinya membangun dan tetap
mempertahankan pesantren Mustafawiyah ini.
_________________________
Natola Tinggal Sumbayang
_________________________
"Waktu sumbayang adalah hal yang sangat pokok diperhatikan para guru
santri, sanksipun bisa diterima jika meninggal sumbayang. Sumbayang
di pesatren ini sangat disarankan untuk selalu beriman" kata almarhum
ini pula pada penulis ketika mardege saba barbolaan disaba jae najolo.
Pada saat berimam, para santri bergantian yang jadi imamnya sehingga
diharapkan kelak bisa menjadi iman di rumah atapun di masjid tempat
tinggal santri pada akhirnya.
____________________
Malo-malo Mangaji
____________________
"Sungguh sangat disayangkan amang...! Aya tidak sampai mendalami
bacaan Qur'an pada saat disana. Begitupun, kalau saoal cara manga-
laguhon saotik bahatna leng adongma binoto siani" kata lobe ini
pula pada penulis.
Para kawan...! Jika saya boleh menilai kemampuan orang tua ini dalam
baca Qur'an, boleh dibilang lumayan. Artiya attong, cukup menimbulkan
kenyamanan pada pendengarnya.
Begitupun, jika pengacu pada pengalaman ni nasabagas dan setelah
di adakan tes di taon 2000 (di tes di bagas), kemampuan baca Qur'an
ayahanda ini masih di bawah kemampuan adik penulis Rizki Fattah Siregar.
adapun kemampuan penulis berada di nomor terakhir....hahahahaha....
Teringat tentang bacaan lagu (Tajuid-Qolqolah) saya selalu merasa
senang/nyaman ketika orang tua saya ini melantunkan "Allaahumma
shalli afhala shalaati...dst" pada bacaan yasin sebelum masuk
acara tahlilan. "Tabo bege on, tabo pangangkatnai" bahasa hitana.
Dan konon menurut cerita teman sebayanya, jika lobe ini yang
membawakan tahlilan, bukan saja kepala ataupun ulu dari para
penahlil ini yang bergoyang, juga rumahpun bisa ikut bergoyang.
Katanya, katanya doba kawan. Hehehehe...asalma ulang
marumbak bagas haran ni tahlil botido. Hahahaha...memang
hebat para pengikut mazhab syafi'i ini.
______________________________________
Guru di Sikola SMP, SD dan Penceramah
______________________________________
Para dongan...! Jika dikatakan bahwa para lulusan pesantren ini telah
tersebar, bukan saja di Sumatra, di nusantara tapi juga dunia, bagi
saya sungguh benar adanya.
Khusus untuk yang seangkatan dengan ayahanda penulis, maka saya
pernah mendengar cerita beliau pernah berkata, "Guru agama di SD 4
najolo adalah guru yang pernah sikola di Purba. Guru ini adalah
orang/halak Sappean Sipirok.
Hal lainnya, setelah beliau mengobrol dengan seorang guru agama di
SMP Sipirok mengatakan, "Donganku doi amang waktu sikola di Purba
najolo" kata ayahanda ini.
Sedangkan Rizki Fattah sendiri mengatakan, "Di Karimun, maksudnya
Tanjung Balai Karimun, sebagaian besar penceramah agama adalah
mereka para lulusan dari Purba Baru" katanya.
Pengalaman penulis lainnya sebagai tambahan, pernah bertemu seseorang
yang menjadi penceramah disalah satu acara maulid di bojonggede Bogor.
Katanya beliau lulusan pesantren Purba.
_________________
Marbada Tolu Ari
_________________
Para dongan...!
Saya tidak tahu, apa alasannya mengapa orang tua saya disekolahkan
oppung di Purba pada masa lalu. Apakah kerena keinginannya atau karena
bandelnya.
Saya sering mendengar, "Anggo naso marubado parangemu utcok, taon
nagotro di pasikolanomaho tu pesantren" ning para orang tua tu anakna,
na memang memberi kesan "anak na bandel-pen".
Menurut hemat penulis, pesantren tidaklah diciptakan untuk mendidik
orang-orang yang bandel/jogal, tapi pendapat umum masyarakat sering
menafsirkan demikian.
Terlepas dari bandel, Ruslan Basri ini menurut ceritanya pernah
berantam selama tiga hari di pesantren tersebut, hanya gara-gara
dibilang halak sipirok, halak na oto.
Haotoan ini disebabkan adanya cerita pada masa lalu, bahwa halak
Sipirok manggadis/menjual sipulut untuk manabusi kotan di Sidimpuan.
Padahal sipulut itu sendiri adalah kotan. Hahahahaha...
Dan hal ini selama tiga hari disampaikan lawannya pada beliau. Dan
setiap disampaikan maka beliapun selalu mengajak duel dan yang
menyampaikanpun bersedia pula. Maka duelpun berlangsung sampe lojanbe
untuk kemudian mengulangiya lagi besok hari. Hahahaaha....cara
marbada halak najolo memang beda dengan sekarang kawan.
_________________________
Pengecut Inda Jentlemen
_________________________
Para kawan...! Meskipun halak hita terkenal dengan sifat jentlemennya,
tapi kenyataan dilapangan tidaklah selalu demikian.
Orang tua saya pernah bercerita, selama sekolah di Purba seorang
kawannya pernah disabit oleh orang yang tidak dikenal di tempat
kost/soponya pada saat sedang tidur.
Orang tua saya menduga ini dilakukan oleh seseorang (diduga teman
sebaya/teman sesekolah yang sedang membenci).
Para kawan...!
Jika kita memperhatikan rumah-rumah/sopo parpodoman ni halak nasikolai
di Purba, benar-benar memang tidak mencerminkan kemewahan, bahkan
terlalu sederhana apalagi pada masa lampau.
Kesederhanaan tempat inilah yang menyebabkan seseorang memasukkan
sasabi dari celah diding tersebut untuk melukai lawannya pada saat
tidur.
"I sabi ia anggia badan ni dongani tonga borngin, iligin tu luar
natarida be halakna" kata orang tua saya.
"Bia ibaen ia panyabina aya...?" tanya saya pula ketika almarhum
ini terkenang.
"I pamasuk ia sasabi-i, sian celah diding ni sopoi. Harana sopo
parpodoman masa sian bulu dope" lanjut oppu Rino ini.
Para kawan...!
Demikian kisahnya,semoga kisah-kisah seperti ini tidak pernah
terjadi lagi di pesatren tersebut.
_________________________________________________________
Pendapat Penulis pada Ruslan Basri semasa sekolah di Pesantren
_________________________________________________________
Para kawan...!
Pada masa yang telah berlalu, saya tidaklah pernah bertanya pada
orang tua mengapa sekolahnya di Purba tidak sampai selesai, namun
dari hasil pengalaman keluarga saya menduga alasannya sbb :
* Hasil perhitungan tahun lahir orang tua, maka saya berasumsi oppu
Rino ini sikola dipesatren Purba sekitar tahun 1960-1965. Pada
masa ini bukan tidak mungkin Jarak antara Sipirok dengan Purba
Baru ini sangat terasa jauh dan transport tentu sangat terbatas pula.
* Orang tua saya ini baru berumur sekitar dua tahun telah di
tinggalkan oleh ayahnya (Oppung penulis). Karena itu dugaan biaya
sikola di pesantren tersebut bersumber dari ibunya.
* Orang tua saya ini adalah anak bungsu dari 4 bersaudara (laki-
laki semua), dan semua abangnya setelah dewasa pergi merantau,
hingga beliaulah yang lebih lama tinggal dengan ibunya dan hal
ini bisa menyebabkan "Ha ina on/tidak bisa jauh dari ibuya" kata
halak hita.
Demikian gambaran alasannya mengapa oppu ini tidak sampai selesai
sekolahnya di Purba. Dan saya yakin, masih ada santri-santri lainnya
yang dengan alasan tertentu tidak bisa menyelesaikan masa stdynya
di sekolah tersebut.
__________________________________________________________
Ucapan Terimakasih Pada Pesantren Purba Baru dan Harapan ke depan
__________________________________________________________
Para kawan...! Khususon pihak panitia
Peringatan Se-abad (100 Tahun)
Pesantren Purba Baru, jika saya boleh
mewakili orang tua saya,
saya ingin berkata :
* Terimakasih atas disebarkannya
undangan pada seluruh alumni
Pesantren Mustafawiyah-Purba Baru.
Dengan adanya undangan tersebut
di dunia maya ini maka memori sayapun
kembali terangkat pada
kisah orang tua selama sekolah di pesantren tersebut.
* Senang rasanya membaca undangan tersebut, karena Pesantren
kebanggan ummat muslim Sumatra ini juga ternyata sangat perhatian
pada para alumninya.
* Dalam hati saya (Rahmat Parlindungan Siregar) besar harapan
kiranya Allah Swt melancarkan semua urusan "Peringatan se ratus
tahun pesantren ini".
* Dan setelah seabad berlalu, kiranya memasuki abad berikutnya
(usia 100 tahun ke atas), pesantren Mustafawiyah ini lebih maju,
lebih diperhitungkan, lebih berkarya, lebih meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kita semua pada sang pencipta Allah Swt.
Amin ya robbal alamin....!
Akhir kata :
Lambok bulung ni eme, nalambok marlayang-luyung.
Lambok lidung binege ima dalan marhala lungun.
Naganggang tapasolkot, nasolkot tapasada.
Aso margogo songon tukkot, patorang dalan aso tarida.
Sibakkua huta na gali, sanggarudang ingan ni gulo
muda inda hita inda mangarti, hita on songon na oto
Kobun di topi ria-ria, di laungi bulung ni salak
tangihonma ajaran ni agama, aso selamat dunia akhirat
"SELAMAT ULANG TAHUN SE-ABAD PESANTREN
MUSTAFAWIYAH PURBA BARU"
(Sabar - Syukur - Ikhlas - Ridho - Barokah - Qona'ah, semoga
tetap bersamamu. Amin ya robbalalamin...).
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
________________________________________________________
Cat :
* Image gambar adalah Ruslan Basri Siregar
* Link lainnya di blog ini yang berhubungan dengan pesantren
Mustafawiyah - Purba Baru :
http://galeri1msad.blogspot.com/2012/12/sejarah-berdirinya-pesantren.html
http://galeri1msad.blogspot.com/2012/12/sekilas-tentang-para-murid-dan-bidang.html
http://galeri1msad.blogspot.com/2012/12/sekilas-tentang-seh-musthafa-husein-seh.html
________________________________________________
Lanjutan Cerita ataupun berita (di posting 2 Januari 2013) :
Berikut Link berita mengenai peringatan tersebut :
http://regional.kompas.com/read/2012/12/13/09130248/Pesantren.Musthafawiyah.Purba.Baru.Berumur.Seabad
http://www.dnaberita.com/berita-79732-perayaan-seabad-pesantren-musthafawiyah-purba-baru.html
* Sampai 6 Januari 2014 dilihat 400 kali
(Menceritakan kisah Ruslan Basri Siregar selama
menuntut ilmu di Pesantren Mustafawiyah - Purba Baru)
*Di tulis dalam rangka mengenang se-abad Pesantren
Purba Baru pada tanggal 10 - 12 Desember 2012
Oleh : Rahmat Parlindungan Siregar ________________________________________________________
Para kawan...!
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh....!
Ruslan Basri Siregar adalah ayahanda penulis
blog Masjid Sri Alam Dunia Sipirok Masholi ini.
Beliau menurut cerita beliau,
pernah bersekolah di Pesantren Purba.
"Taringot sikola, otak ni dia do rupa sikola ni
aya...?" begitu tanya penulis pada masa yang
telah berlalu pada almarhum ini ketika belia melantun salah
satu ayat Qur'an dalam tajuid dan qolqolah yang sesungguhnya.
Dan beliau menjawab :
"Wah...! anggo taringot sikola anggia, ungada do au di Purba. Adong au
dua taon disi, tai na sampe tamat harana na tahan anggia napingiti.
Parbinotoan namarugamo on pe tai siani do dapot" jawab baginda
Manahan ini pula pada penulis.
Para dongan...pembaca Blog MSAD Sipirok Masholi...!
Jika kita menulusuri dunia maya ini ke arah mandailing dengan kata kunci
Pesantren Purba, maka kita akan dibawa kesalah satu situs yang memuat
brosur undangan "Peringatan 1 Abad Pesanteren Purba".
Brosur itu berisi undangan/mengundang semua alumni dari pesantren tersebut
untuk menghadiri peringatannya pada tanggal 10 -12 Desember 2012.
Andai saja orang tua saya ini masih hidup, meskipun beliau bukan alumni
(Sikola sampe tamat), saya akan tetap menyampaikannya dengan harapan akan
mau menghadirinya. Atau kalaupun tidak, minimal saya ingin mengingatkan,
membuka kembali memorinya tentang macam hal yang di alaminya selama sekolah
di pesantren tersebut.
Tapi ...! Allah Swt telah terlebih dahulu memanggilnya. Semoga amarhum
ini ditempatkan Allah Swt di tempat yang di ridhoiNya. Amin ya robbal alamin.
Para dongan...!
Semasa hidupnya, oppu rino ini (Rino anak penulis) telah meninggalkan banyak
cerita pada penulis tentang keadaanya di pesanteren tersebut ketika masih
menuntut ilmu.
Dan tulisan ini berisi macam cerita tersebut dengan tujuan penulisan, untuk
lebih mencintai, menghormati, menghargai sekaligus berterimakasih pada
pesantren tersebut atas terbaginya ilmu pada almarhum yang dengan sendirinya
menjadi modal beliau dalam mendidk putra putrinya/anak-anaknya.
Untuk menyingkat waktu membaca, demikian isi macam cerita tersebut :
___________________________
Maroban Batu Tiop Manyogot
___________________________
"Sada batu wajib di oban tiop manyogot", begitu kata belia pada penulis
pada saat menuntut ilmu di pesantren tersebut. "Bagi siapa yang tidak
membawa maka akan diberikan sanksi, bisa dengan justru harus membawa
besoknya tiga batu, tapi bisa juga disuruh membersihkan halaman
pesantren" lanjut oppu ini.
Para kawan...! Jika pada situs Sorik Marapi dikatakan, pada masa kepemim-
pinan Seh Abdullah bin Husein para santri disarankan untuk memberikan
seng, papan, pasir atau batu demi terlaksananya pembangunan dipesantren
Purba ini, maka bagi saya ini cukup logis mengingat adanya cerita
Ruslan Basri ini.
Begitupun, dengan bersedianya Seh Abdullah mengeluarkan tabungannya
demi mencukupi sumbangan para satrinya membangun dan tetap
mempertahankan pesantren Mustafawiyah ini.
_________________________
Natola Tinggal Sumbayang
_________________________
"Waktu sumbayang adalah hal yang sangat pokok diperhatikan para guru
santri, sanksipun bisa diterima jika meninggal sumbayang. Sumbayang
di pesatren ini sangat disarankan untuk selalu beriman" kata almarhum
ini pula pada penulis ketika mardege saba barbolaan disaba jae najolo.
Pada saat berimam, para santri bergantian yang jadi imamnya sehingga
diharapkan kelak bisa menjadi iman di rumah atapun di masjid tempat
tinggal santri pada akhirnya.
____________________
Malo-malo Mangaji
____________________
"Sungguh sangat disayangkan amang...! Aya tidak sampai mendalami
bacaan Qur'an pada saat disana. Begitupun, kalau saoal cara manga-
laguhon saotik bahatna leng adongma binoto siani" kata lobe ini
pula pada penulis.
Para kawan...! Jika saya boleh menilai kemampuan orang tua ini dalam
baca Qur'an, boleh dibilang lumayan. Artiya attong, cukup menimbulkan
kenyamanan pada pendengarnya.
Begitupun, jika pengacu pada pengalaman ni nasabagas dan setelah
di adakan tes di taon 2000 (di tes di bagas), kemampuan baca Qur'an
ayahanda ini masih di bawah kemampuan adik penulis Rizki Fattah Siregar.
adapun kemampuan penulis berada di nomor terakhir....hahahahaha....
Teringat tentang bacaan lagu (Tajuid-Qolqolah) saya selalu merasa
senang/nyaman ketika orang tua saya ini melantunkan "Allaahumma
shalli afhala shalaati...dst" pada bacaan yasin sebelum masuk
acara tahlilan. "Tabo bege on, tabo pangangkatnai" bahasa hitana.
Dan konon menurut cerita teman sebayanya, jika lobe ini yang
membawakan tahlilan, bukan saja kepala ataupun ulu dari para
penahlil ini yang bergoyang, juga rumahpun bisa ikut bergoyang.
Katanya, katanya doba kawan. Hehehehe...asalma ulang
marumbak bagas haran ni tahlil botido. Hahahaha...memang
hebat para pengikut mazhab syafi'i ini.
______________________________________
Guru di Sikola SMP, SD dan Penceramah
______________________________________
Para dongan...! Jika dikatakan bahwa para lulusan pesantren ini telah
tersebar, bukan saja di Sumatra, di nusantara tapi juga dunia, bagi
saya sungguh benar adanya.
Khusus untuk yang seangkatan dengan ayahanda penulis, maka saya
pernah mendengar cerita beliau pernah berkata, "Guru agama di SD 4
najolo adalah guru yang pernah sikola di Purba. Guru ini adalah
orang/halak Sappean Sipirok.
Hal lainnya, setelah beliau mengobrol dengan seorang guru agama di
SMP Sipirok mengatakan, "Donganku doi amang waktu sikola di Purba
najolo" kata ayahanda ini.
Sedangkan Rizki Fattah sendiri mengatakan, "Di Karimun, maksudnya
Tanjung Balai Karimun, sebagaian besar penceramah agama adalah
mereka para lulusan dari Purba Baru" katanya.
Pengalaman penulis lainnya sebagai tambahan, pernah bertemu seseorang
yang menjadi penceramah disalah satu acara maulid di bojonggede Bogor.
Katanya beliau lulusan pesantren Purba.
_________________
Marbada Tolu Ari
_________________
Para dongan...!
Saya tidak tahu, apa alasannya mengapa orang tua saya disekolahkan
oppung di Purba pada masa lalu. Apakah kerena keinginannya atau karena
bandelnya.
Saya sering mendengar, "Anggo naso marubado parangemu utcok, taon
nagotro di pasikolanomaho tu pesantren" ning para orang tua tu anakna,
na memang memberi kesan "anak na bandel-pen".
Menurut hemat penulis, pesantren tidaklah diciptakan untuk mendidik
orang-orang yang bandel/jogal, tapi pendapat umum masyarakat sering
menafsirkan demikian.
Terlepas dari bandel, Ruslan Basri ini menurut ceritanya pernah
berantam selama tiga hari di pesantren tersebut, hanya gara-gara
dibilang halak sipirok, halak na oto.
Haotoan ini disebabkan adanya cerita pada masa lalu, bahwa halak
Sipirok manggadis/menjual sipulut untuk manabusi kotan di Sidimpuan.
Padahal sipulut itu sendiri adalah kotan. Hahahahaha...
Dan hal ini selama tiga hari disampaikan lawannya pada beliau. Dan
setiap disampaikan maka beliapun selalu mengajak duel dan yang
menyampaikanpun bersedia pula. Maka duelpun berlangsung sampe lojanbe
untuk kemudian mengulangiya lagi besok hari. Hahahaaha....cara
marbada halak najolo memang beda dengan sekarang kawan.
_________________________
Pengecut Inda Jentlemen
_________________________
Para kawan...! Meskipun halak hita terkenal dengan sifat jentlemennya,
tapi kenyataan dilapangan tidaklah selalu demikian.
Orang tua saya pernah bercerita, selama sekolah di Purba seorang
kawannya pernah disabit oleh orang yang tidak dikenal di tempat
kost/soponya pada saat sedang tidur.
Orang tua saya menduga ini dilakukan oleh seseorang (diduga teman
sebaya/teman sesekolah yang sedang membenci).
Para kawan...!
Jika kita memperhatikan rumah-rumah/sopo parpodoman ni halak nasikolai
di Purba, benar-benar memang tidak mencerminkan kemewahan, bahkan
terlalu sederhana apalagi pada masa lampau.
Kesederhanaan tempat inilah yang menyebabkan seseorang memasukkan
sasabi dari celah diding tersebut untuk melukai lawannya pada saat
tidur.
"I sabi ia anggia badan ni dongani tonga borngin, iligin tu luar
natarida be halakna" kata orang tua saya.
"Bia ibaen ia panyabina aya...?" tanya saya pula ketika almarhum
ini terkenang.
"I pamasuk ia sasabi-i, sian celah diding ni sopoi. Harana sopo
parpodoman masa sian bulu dope" lanjut oppu Rino ini.
Para kawan...!
Demikian kisahnya,semoga kisah-kisah seperti ini tidak pernah
terjadi lagi di pesatren tersebut.
_________________________________________________________
Pendapat Penulis pada Ruslan Basri semasa sekolah di Pesantren
_________________________________________________________
Para kawan...!
Pada masa yang telah berlalu, saya tidaklah pernah bertanya pada
orang tua mengapa sekolahnya di Purba tidak sampai selesai, namun
dari hasil pengalaman keluarga saya menduga alasannya sbb :
* Hasil perhitungan tahun lahir orang tua, maka saya berasumsi oppu
Rino ini sikola dipesatren Purba sekitar tahun 1960-1965. Pada
masa ini bukan tidak mungkin Jarak antara Sipirok dengan Purba
Baru ini sangat terasa jauh dan transport tentu sangat terbatas pula.
* Orang tua saya ini baru berumur sekitar dua tahun telah di
tinggalkan oleh ayahnya (Oppung penulis). Karena itu dugaan biaya
sikola di pesantren tersebut bersumber dari ibunya.
* Orang tua saya ini adalah anak bungsu dari 4 bersaudara (laki-
laki semua), dan semua abangnya setelah dewasa pergi merantau,
hingga beliaulah yang lebih lama tinggal dengan ibunya dan hal
ini bisa menyebabkan "Ha ina on/tidak bisa jauh dari ibuya" kata
halak hita.
Demikian gambaran alasannya mengapa oppu ini tidak sampai selesai
sekolahnya di Purba. Dan saya yakin, masih ada santri-santri lainnya
yang dengan alasan tertentu tidak bisa menyelesaikan masa stdynya
di sekolah tersebut.
__________________________________________________________
Ucapan Terimakasih Pada Pesantren Purba Baru dan Harapan ke depan
__________________________________________________________
Para kawan...! Khususon pihak panitia
Peringatan Se-abad (100 Tahun)
Pesantren Purba Baru, jika saya boleh
mewakili orang tua saya,
saya ingin berkata :
* Terimakasih atas disebarkannya
undangan pada seluruh alumni
Pesantren Mustafawiyah-Purba Baru.
Dengan adanya undangan tersebut
di dunia maya ini maka memori sayapun
kembali terangkat pada
kisah orang tua selama sekolah di pesantren tersebut.
* Senang rasanya membaca undangan tersebut, karena Pesantren
kebanggan ummat muslim Sumatra ini juga ternyata sangat perhatian
pada para alumninya.
* Dalam hati saya (Rahmat Parlindungan Siregar) besar harapan
kiranya Allah Swt melancarkan semua urusan "Peringatan se ratus
tahun pesantren ini".
* Dan setelah seabad berlalu, kiranya memasuki abad berikutnya
(usia 100 tahun ke atas), pesantren Mustafawiyah ini lebih maju,
lebih diperhitungkan, lebih berkarya, lebih meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kita semua pada sang pencipta Allah Swt.
Amin ya robbal alamin....!
Akhir kata :
Lambok bulung ni eme, nalambok marlayang-luyung.
Lambok lidung binege ima dalan marhala lungun.
Naganggang tapasolkot, nasolkot tapasada.
Aso margogo songon tukkot, patorang dalan aso tarida.
Sibakkua huta na gali, sanggarudang ingan ni gulo
muda inda hita inda mangarti, hita on songon na oto
Kobun di topi ria-ria, di laungi bulung ni salak
tangihonma ajaran ni agama, aso selamat dunia akhirat
"SELAMAT ULANG TAHUN SE-ABAD PESANTREN
MUSTAFAWIYAH PURBA BARU"
(Sabar - Syukur - Ikhlas - Ridho - Barokah - Qona'ah, semoga
tetap bersamamu. Amin ya robbalalamin...).
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
________________________________________________________
Cat :
* Image gambar adalah Ruslan Basri Siregar
* Link lainnya di blog ini yang berhubungan dengan pesantren
Mustafawiyah - Purba Baru :
http://galeri1msad.blogspot.com/2012/12/sejarah-berdirinya-pesantren.html
http://galeri1msad.blogspot.com/2012/12/sekilas-tentang-para-murid-dan-bidang.html
http://galeri1msad.blogspot.com/2012/12/sekilas-tentang-seh-musthafa-husein-seh.html
________________________________________________
Lanjutan Cerita ataupun berita (di posting 2 Januari 2013) :
Berikut Link berita mengenai peringatan tersebut :
http://regional.kompas.com/read/2012/12/13/09130248/Pesantren.Musthafawiyah.Purba.Baru.Berumur.Seabad
http://www.dnaberita.com/berita-79732-perayaan-seabad-pesantren-musthafawiyah-purba-baru.html
* Sampai 6 Januari 2014 dilihat 400 kali
No comments:
Post a Comment