#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak info sekitar Cinta dan Rindu dalam Pandangan Islam)
________________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar :
_________________
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
Postingan ini adalah pendalaman dari link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/rindu-lungun-apa-mengapa-jenis-obat.html
yang mana penulis melihat Cinta dengan fokus kerinduan dari sisi
Psikologi Umum. Dan terhadapnya penulis ingin berkata sungguh
sangat rumit urusannya karena lebih ditekankan pada kebutuhan
yang harus di penuhi (Kalau rindu ya ketemu) tampa melihat apakah
rindu tersebut sesuatu yang etis atau tidak etis tentunya dalam
hubungan dengan prilaku yang merindu tersebut.
Tentunya cinta dan rindu bisa juga dilihat dari Sisi Budaya khsusnya
budaya adat da sepertinya jauh lebih rumit dari pandangan secara
psikologi. Asumsi penulis ini disebabkan karena tidak adanya
panduan budaya bagaimana seharusnya cinta/rindu/marpareban di
terapkan sebelum dan sesudah seseorang berkeluarga.
Postingan ini akan melihat dari sisi agamanya...!
Dengan sasaran utama pembacanya adalah para naposo nauli bulung
ni huta-huta di Angkola ataupun Mandailing sana.
Selamat menyimak...!
_________________________________________
Sekilas pandangan Islam tentang cinta
_________________________________________
Perkembangan teknologi saat ini sudah merambah hingga ke seluruh
bagian bumi ini. Memang, perkembangan teknologi ini menimbulkan
banyak sekali manfaat dan kegunaan yang mempermudah kita dalam
menjalani kehidupan kita sehari-hari.
Namun disamping manfaat yang begitu banyak juga terdapat dampak
buruk yang tidak kalah jumlahnya. Dengan alasan itu saya ingin
menyampaikan suatu makna dari kata cinta. Karena kita hidup di
dunia ini sebenaranya selalu melakukan setiap kegiatan yang
dikaitkan dengan makna dari kata cinta itu sendiri.
Akan tetapi cinta yang dimaksud belum tentu sesuai dengan
pandangan agama yang diajarkan. Maka dari itu saya akan menyampaikan
segelintir informasi yang berkaitan dengan Cinta Menurut Pandangan
Islam.
Dengan tujuan membimbing kita menjalani kehidupan sesuai dengan
jalan yang benar atau seharusnya dan mampu mencapai tujuan hidup di
dunia ini yang sebenarnya. Aamiin.”
CINTA :
· Berhulu iman,
· Bermuara taqwa
· Ketulusan
· Kejujuran
· Kesetiaan
CINTA SEJATI:
· Sakinah
· Mawaddah
· Rahmah
Cinta adalah fitrah manusia yang tak terpisahkan dari kehidupannya.
Ia selalu dibutuhkan. Mencintai dan dicintai boleh-boleh saja, tidak
ada larangan dalam Islam. Segala yang ada di alam semesta ini
merupakan cerminan cinta Allah SWT. Hanya, yang perlu kita perhatikan
adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut.
Apakah mendatangkan kebaikan kepada diri kita, atau keburukan yang
melemparkan kita ke kubangan lumpur. Sebenarnya cinta itu indah,
penuh berkah, dan rahmah. Akan tetapi, cinta semu kerap sekali
melemparkan kita dari cinta yang sebenarnya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba karena adanya kesamaan di antara
dua insan yang saling mencintai. Cinta bisa datang karena simpatik,
kasihan, di pinggir jalan, baru kenalan, bahkan karena dijodohkan
sekalipun.
Karena adanya kesamaan, akhirnya mereka saling mencintai. Banyak
orang yang tadinya biasa-biasa saja, hanya berteman, atau sebelumnya
tidak saling mengenal, kemudian bertemu, karena ada kesamaan akhirnya
mereka saling mencintai.
Banyak orang yang tidak ada kesamaan dengan orang yang dicintainya,
hubungan mereka menjadi retak. Di dalam rumah tangga pun demikian,
karena tidak ada kesamaan akhirnya hubungan mereka menjadi rusak,
ujung-ujungnya bercerai.
Oleh karena itu, janganlah kita tergesa-gesa mengungkapkan cinta.
Karena salah dalam memilih, kita yang akan menyesal! Kenali terlebih
dahulu, baik atau buruk. Nah, kalau kita sudah menemukan orang yang
kita cintai dan ada kesamaan, yang perlu kita perhatikan adalah
bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Bagaimana cara kita
menjaga kesucian cinta tersebut. Di sini akan dibahas tentang konsep
cinta dalam ‘Perspektif Agama.’
APA SIH CINTA ITU …..?
+ Cinta secara umum berarti :
Gelora jiwa, gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai
kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
+ Cinta secara khusus yaitu :
Ketulusan, kejujuran dan kesetiaan. Cinta sejati adalah kesucian
yang terjaga. Cinta semestinya berhulu iman dan bermuara taqwa.
BERHULU IMAN, BERMUARA TAQWA
Duhai saudaraku, apabila kita mencintai seseorang, langkah awal
dalam membina cinta kita yaitu perbaiki niat. Tancapkan dalam
hati bahwa cinta kita karena Allah ta’ala; bukan karena jabatannya,
tahta atau hartanya, bukan karena kecantikan atau ketampanannya,
akan tetapi Lillahi ta’ala karena Allah.
Dan juga cinta kita bukan atas dasar nafsu belaka. Cinta nafsu
adalah cinta dusta. Banyak orang bilang; berpegang tangan,
berpelukan, ciuman, bermain melodi cinta adalah tanda cinta.
Itu semua dusta! bualan belaka.
Hanya orang yang penuh nafsu syetanlah yang mengatakan demikian.
Tanda cinta bukanlah yang demikian. Akan tetapi, tanda cinta yaitu
seberapa besar dia menjaga kesucian cintanya. Inilah tanda cinta
yang hakiki.
“Bukan karena dorongan nafsu kubangkitkan cinta, akan tetapi
kulihat cinta itu adalah akhlak mulia”
Banyak dari kita yang telah terjebak oleh permainan cinta. Ingat!
Cinta nafsu tidak akan mendatangkan kebahagiaan, kecuali
kesengsaraan dan kehinaan yang berkepanjangan. Kita boleh
mempertahankan cinta kita kalau bukan karena nafsu, akan tetapi
karena Allah ta’ala.
“ dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang. “
Tapi saotik do habiaran
tu adaboru sudena boban
si halaklahi palua tangan
inda tanggungjawab di hangoluan
Napaling borat hita saksihon
pendidikan ni anak inda dipordulihon
pargaulan bebas inda digorahon
malapetakama akibatna
Pesan syair dari Kurnia Music :
+ Ketulusan :
Kalau cinta kita karena Allah ta’ala, maka akan lahir cinta yang
yang tulus. Cinta yang berasal dari dalam lubuk sanubari. Menerima
orang yang kita cintai apa adanya. Mau dia kaya atau miskin,
cantik atau biasa-biasa aja.
Mau dia orang kampung atau orang kota sekalipun, dia akan menerima
apa adanya. Karena cintanya sudah dilandaskan pada iman dan taqwa.
Berbeda dengan cinta yang dilandaskan pada nafsu semata.
Cintanya tidak akan tulus. Dia akan pilih-pilih; mungkin karena
harta, kecantikan, dll.
+ Kejujuran :
yang kedua akan lahir sifat kejujuran. Tidak saling tertutup,
tidak saling menyembunyikan. Akan tetapi saling terbuka. Mereka
akan menceritakan kelebihan atau kekurangannya apa adanya, tanpa
ada yang dilebih-lebihkan ataupun dikurang-kurangkan. Ketika
sedang ada masalah, orang yang di cintainyalah yang menjadi
tempat curhat. Saling percaya dan saling terbuka.
Begitu juga dengan kejujuran, kalau cintanya dilandaskan pada
nafsu semata, tidak ada kejujuran. Yang ada hanyalah kemunafikan,
kebohongan, bualan belaka. Cinta nafsu bersalut segunung kepalsuan
dan kepuraan.
+ Kesetiaan :
Setelah tulus menerima apa adanya, kemudian saling percaya, dan
saling terbuka, yang terakhir yaitu saling setia. Setia dalam
hal apa? Setia tuk saling menjaga kesuciaan cintanya. Setelah
itu tawakal kepada Allah, kalau ada jodoh maka akan melalui
proses yang berikutnya. Kalau tiada jodoh, ya ikhlaskan, mungkin
dia bukan yang terbaik buat kita.
Karena manusia hanya bisa berusaha dan berserah, toh Allah
jualah yang menentukan semuanya.
Setelah melalui proses penjajakan yang begitu panjang; dari
cinta karena Allah ta’ala, kemudiaan lahir cinta yang tulus,
sifat saling percaya dan saling terbuka, lalu saling setia,
kemudian setelah itu lahirlah yang namanya cinta sejati.
Lalu kapan cinta sejati ini terwujudkan? Cinta ini akan
terwujudkan nanti ketika dua insan yang saling mencintai
sudah siap tuk berlayar ke muara cinta yang diridhai oleh
Allah SWT, yaitu pernikahan. Dan dari cinta sejati inilah
akan lahir: SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH.
Menurut hadits Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung
selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man
ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa
diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu).
Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
. Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan
yang lain.
. Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan
yang lain.
. Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan
orang lain/diri sendiri.
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia
lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca
firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam
I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada
perintah yang lain. Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian
berikut ini penjelasannya:
. Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan
“ngegemesin”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya
selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga
cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa
berfikir lain.
. Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang,
lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki
cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya
dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah
kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita.
Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan
kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta
antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap
anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat
disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki
hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih
sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang
anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam
satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang
yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber
silaturrahim, silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang.
Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus
biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat
membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain
cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an
disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh
cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami,
orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf
(qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan
hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an
menggunakan istilah syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana
cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan
norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga
tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun
salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar
janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan
hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong
perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut
istilah ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar
dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon
dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf
tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)..
. Cinta syauq (rindu). Istilah ini bukan dari al Qur’an tetapi
dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut
ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti
waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan
dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata
an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat
merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan
untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin
wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati
kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran
cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al
mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi..
Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran
mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti
orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar
sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an
ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali
sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha
Sebenarnya mencintai itu sah-sah saja, tidak ada larangan dalam Agama.
Asalkan kita mampu membina cinta tersebut menjadi cinta yang diridhai
oleh Allah SWT. bukan cinta yang dimurkai oleh Allah SWT.
Satu hal lagi, dalam Agama ISLAM cinta tak harus di awali dengan
sebuah istilah pacaran, lebih indah dengan budaya Ta’aruf
(pengenalan), diiringi sebuah komitmen karena ALLAH SWT, bila
berjodoh kemudian menikah. Inilah cinta yang hakiki.
Semoga Allah selalu memberikan perlindungan kepada kita semua,
sehingga kita terjaga dari cinta yang dimurkai Allah SWT. dan
semoga kita mampu membina cinta kita menjadi cinta yang suci. Aamiin…
Isi paper sedikit dikutip dari :
http://majalahasik.com
Pada paper kali ini saya tidak terlalu mengkaitkan antara
definisi cinta dengan profesi yang sedang saya jalani saat
ini, yakni Mahasiswa Universitas Gunadarma, Fakultas Teknologi
Industri, Jurusan Teknik Informatika. Disini saya lebih ingin
memaparkan makna dari cinta itu sendiri menurut ajaran agama.
Tentunya kita semua hidup di dunia ini memiliki keyakinan masing-
masing sebagai pembimbing diri kita menuju tujuan hidup yang
sebenarnya. Dan saya sendiri Alhamdulillah merupakan salah satu
dari sekian banyak umat islam yang ada di dunia ini.
Paper ini lebih saya peruntukan bagi mereka yang satu keyakinan
dengan saya yakni seorang muslim atau muslimah. Namun bukan
berarti paper ini tidak boleh dibaca atau ditelaah oleh mereka
yang beragama lain. Boleh-boleh saja namun saya minta maaf
apabila ada sesuatu yang mungkin tidak sejalan atau tidak
dimengerti oleh anda sekalian. Terima Kasih.
Sumber :
http://sonityodjava.blogspot.com/2012/04/cinta-menururt-pandangan-islam.html
* Tanggapan penulis blog galeri "MSAD" Sipirok Mashali
Untuk anda mahasiswa Gunadarma :
Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh...!
Paper ada sudah saya baca, dan terhadapnya saya ingin berkata :
1. Isi paper anda cukup bagus. Mudah dipahami dan sarat denga makna
2. Jika saya membanding dengan apa yang saya pelajari, yang mana cinta
juga bisa dilihat dari sisi Psikologi dan budaya, maka saya mersakan
penerapan "Cinta dalam pandangan Islam inilah yang benar atau betul".
2. Tinjauan sisi psikologi sepertinya hanya memberi penekanan pada
cinta yang harus diwujudkan demi kepuasan diri dengan tidak terlalu
melihat efek negatif dari cinta tersebut.
3. Tinjauan budaya (Budaya Batak Muslim) sepertinya masih sangat kabur
atau tidak terlalu jelas memberikan landasan tentang bagaimana
seharusnya cinta di terapkan. Dan hal ini telah menyebabkan persefsi
yang berbeda khsusnya dikalangan putra-putri tanah batak yang
haya melihat cinta/holong dalam tinjauan budaya (Banyak yang tak
bisa membedakan bagaimana sebenarnya diterapkan holong di namarpo
reban/marborutulang sebelum dan setelah terjadi suatu pernikahan).
Cukup banyak putra batak yang telah menikah dengan putri batak
lainnya atau putri di luar suku batak masih menganggap boreban
atau borutulangnya adalah bagian dari miliknya juga, hingga
komunikasi tetap dapat berjalan dengan lancar seiring dengan
lancarnya kekacauan rumah tangganya karena dapat memicu
kecemburuan sang istri.
Karena itu...!
Penulis sangat setuju jika tinjauan agama Islam inilah yang seharusnya
digunakan semua ummat islam dalam penerapan cinta dan holongnya,
hingga kebahagian keluarga itu mudah tercapai (Cinta=Holong)
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabaraktuh...!
Video Sipaingot untuk anda...!
______________________________________
Sekilas pandangan Islam tentang Rindu
______________________________________
Arti Rindu
Rindu itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai
dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan.
Maka rindu tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara
mutlak. Tetapi bisa jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai
dengan menjaga diri dan kesucian, dan kadang-kadang ada rindu itu
disertai kerendahan dan kehinaan.
Sebagaimana telah disebutkan, dalam ucapan kami tentang cinta
maka rindu juga seperti itu, termasuk amalan hati, yang orang
tidak mampu menguasainya. Tapi manusia akan dihisab atas sebab-
sebab yang diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram.
Adapun rindu yang disertai dengan menjaga diri padanya dan
menyembunyikannya dari orang-orang, maka padanya pahala, bahkan
Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haasyi’ah Marakil Falah dari Imam
Suyuthi yang mengatakan bahwa termasuk dari golongan syuhada di
akhirat ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap
menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun
kerinduan itu timbul dari perkara yang haram sebagaimana pembahasan
dalam masalah cinta.
Makna ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan
baik laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan
dan menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan
apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena
kerinduan tersebut maka dia mendapatkan pahala syahid di akhirat.
Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan
bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang
yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah
seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan
dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya,
dia ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya.
Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya
dengan sikap afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya
sehingga dengan itu dia mendapat pahala.
“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang
yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka,
karena kedudukannya disisi Allah".
Sahabat bertanya :“Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa
mereka ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah
tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta
tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka,
demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka
tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak
berduka cita dikala orang lain berduka cita” (H.R. Abu Daud)
Cinta yang menggugurkan dosa :
“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim,
lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya
sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin
kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak
buih dilaut” (H.R. Tabrani)
Cinta yang memberikan keteduhan :
“Sesungguhnya Allah Subhanallahu wa ta’ala pada hari kiamat berfirman :
“Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku?
Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada
naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)
Cinta yang berbalas cinta :
“Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, “pasti akan mendapat
cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling
kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku”
(Hadits Qudsi)
Karena cinta maka dicintai-Nya :
“Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah
mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya
malaikat berkata,
“Kau mau kemana ?”
Ia menjawab, “Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini”
Malaikat terus bertanya, “Apakah kamu akan memberikan sesuatu
pada saudaramu ?”
Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena
Allah Subhanallahu wa ta’ala”
Malaikat berkata, “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa
Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut
karena-Nya” (H.R. Muslim)
Tiga cinta yang manis :
Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan
manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya
kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan
membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api
neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)
“.. boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
( QS. Al Baqarah: 216 )
”Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran ALLAH.” (QS. Adz Dzariyat: 49)
”Wahai kaum pemuda, siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untuk
menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata,
dan memelihara kemaluan, maka bila diantara kamu belum sanggup untuk
menikah.. berpuasalah, kerana sesungguhnya puasa tersebut sebagai
penahannya.” ( Hadist )
————
Cukup cintai dia dalam diam..,
Kerana hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari ujian..
kerana hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan..
kerana mungkin sajakan membawa kelalaian hati-hati yang terjaga..
Maka cintailah dia dengan keikhlasan..,
Kerana tentu kisah Fatimah dan Ali Bin Abi Talib yang diingini oleh hati..
” Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yang keji, dan
lelaki-lelaki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),
dan wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki-lelaki yang baik
dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka
(yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (syurga).
” (QS. An Nuur: 26 )
Cukup cintai dia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhaan dan
keikhlasan..Memupuknya hanya akan menambah penderitaan..
menumbuhkan harapan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan..
Kerana tiada yang tahu rencana Tuhan..mungkin saja rasa ini ujian
yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan..
Kerana hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikkan..serahkan rasa yang
tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya..
biarkan DIA yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada
waktunya..
Yakinlah bahwa PILIHAN ALLAH adalah PILIHAN YANG TERBAIK
http://airawahab.wordpress.com/2011/12/23/arti-rindu/
* Tanggapan penulis blog galeri "MSAD" Sipirok Mashali
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
Jika saja agama Islam tidak mengastur bagaimana kerinduan seharusnya
diterapkan maka bukan tidak mungkin akan banyak manusia ini yang
menjadi sesat kiarena kerinduan sesungguhnya pula bisa menjadi
temannya syetan yang bisa membawa manusia kelembah durjana.
Sungguh tulisan yang memberi manfaat.
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
_________
Penutup
_________
Demikian uraiannya para kaum muslimin muslimat, khususon para Naposo
Nauli Bulung ni Huta Angkola atapun Mandailing.
Dan terhadap semua uraian, penulis ingin berkesimpulan :
"Pakai kalianlah para Naposo Nauli Bulung ni Huta cara cinta
mencintai dalam pandangan Islam begitupun dalam cara merindunya,
hingga cinta dan kerinduan itu lebih terpelihara, lebih bisa
memberi kebahagian dunia dan akhirat".
Manggunakan holong anggia sangape kele, sesuai dohot ajaran ni
agama Insya Allah akan pamomohon hita sude mandapotkon
kaluarga sakinah, mawaddah warohmahi.
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
Musik untuk para anggi-anggi...!
___________________________________________________________
Cat :
(Menyimak info sekitar Cinta dan Rindu dalam Pandangan Islam)
________________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar :
_________________
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
Postingan ini adalah pendalaman dari link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/rindu-lungun-apa-mengapa-jenis-obat.html
yang mana penulis melihat Cinta dengan fokus kerinduan dari sisi
Psikologi Umum. Dan terhadapnya penulis ingin berkata sungguh
sangat rumit urusannya karena lebih ditekankan pada kebutuhan
yang harus di penuhi (Kalau rindu ya ketemu) tampa melihat apakah
rindu tersebut sesuatu yang etis atau tidak etis tentunya dalam
hubungan dengan prilaku yang merindu tersebut.
Tentunya cinta dan rindu bisa juga dilihat dari Sisi Budaya khsusnya
budaya adat da sepertinya jauh lebih rumit dari pandangan secara
psikologi. Asumsi penulis ini disebabkan karena tidak adanya
panduan budaya bagaimana seharusnya cinta/rindu/marpareban di
terapkan sebelum dan sesudah seseorang berkeluarga.
Postingan ini akan melihat dari sisi agamanya...!
Dengan sasaran utama pembacanya adalah para naposo nauli bulung
ni huta-huta di Angkola ataupun Mandailing sana.
Selamat menyimak...!
_________________________________________
Sekilas pandangan Islam tentang cinta
_________________________________________
Perkembangan teknologi saat ini sudah merambah hingga ke seluruh
bagian bumi ini. Memang, perkembangan teknologi ini menimbulkan
banyak sekali manfaat dan kegunaan yang mempermudah kita dalam
menjalani kehidupan kita sehari-hari.
Namun disamping manfaat yang begitu banyak juga terdapat dampak
buruk yang tidak kalah jumlahnya. Dengan alasan itu saya ingin
menyampaikan suatu makna dari kata cinta. Karena kita hidup di
dunia ini sebenaranya selalu melakukan setiap kegiatan yang
dikaitkan dengan makna dari kata cinta itu sendiri.
Akan tetapi cinta yang dimaksud belum tentu sesuai dengan
pandangan agama yang diajarkan. Maka dari itu saya akan menyampaikan
segelintir informasi yang berkaitan dengan Cinta Menurut Pandangan
Islam.
Dengan tujuan membimbing kita menjalani kehidupan sesuai dengan
jalan yang benar atau seharusnya dan mampu mencapai tujuan hidup di
dunia ini yang sebenarnya. Aamiin.”
CINTA :
· Berhulu iman,
· Bermuara taqwa
· Ketulusan
· Kejujuran
· Kesetiaan
CINTA SEJATI:
· Sakinah
· Mawaddah
· Rahmah
Cinta adalah fitrah manusia yang tak terpisahkan dari kehidupannya.
Ia selalu dibutuhkan. Mencintai dan dicintai boleh-boleh saja, tidak
ada larangan dalam Islam. Segala yang ada di alam semesta ini
merupakan cerminan cinta Allah SWT. Hanya, yang perlu kita perhatikan
adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut.
Apakah mendatangkan kebaikan kepada diri kita, atau keburukan yang
melemparkan kita ke kubangan lumpur. Sebenarnya cinta itu indah,
penuh berkah, dan rahmah. Akan tetapi, cinta semu kerap sekali
melemparkan kita dari cinta yang sebenarnya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba karena adanya kesamaan di antara
dua insan yang saling mencintai. Cinta bisa datang karena simpatik,
kasihan, di pinggir jalan, baru kenalan, bahkan karena dijodohkan
sekalipun.
Karena adanya kesamaan, akhirnya mereka saling mencintai. Banyak
orang yang tadinya biasa-biasa saja, hanya berteman, atau sebelumnya
tidak saling mengenal, kemudian bertemu, karena ada kesamaan akhirnya
mereka saling mencintai.
Banyak orang yang tidak ada kesamaan dengan orang yang dicintainya,
hubungan mereka menjadi retak. Di dalam rumah tangga pun demikian,
karena tidak ada kesamaan akhirnya hubungan mereka menjadi rusak,
ujung-ujungnya bercerai.
Oleh karena itu, janganlah kita tergesa-gesa mengungkapkan cinta.
Karena salah dalam memilih, kita yang akan menyesal! Kenali terlebih
dahulu, baik atau buruk. Nah, kalau kita sudah menemukan orang yang
kita cintai dan ada kesamaan, yang perlu kita perhatikan adalah
bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Bagaimana cara kita
menjaga kesucian cinta tersebut. Di sini akan dibahas tentang konsep
cinta dalam ‘Perspektif Agama.’
APA SIH CINTA ITU …..?
+ Cinta secara umum berarti :
Gelora jiwa, gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai
kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
+ Cinta secara khusus yaitu :
Ketulusan, kejujuran dan kesetiaan. Cinta sejati adalah kesucian
yang terjaga. Cinta semestinya berhulu iman dan bermuara taqwa.
BERHULU IMAN, BERMUARA TAQWA
Duhai saudaraku, apabila kita mencintai seseorang, langkah awal
dalam membina cinta kita yaitu perbaiki niat. Tancapkan dalam
hati bahwa cinta kita karena Allah ta’ala; bukan karena jabatannya,
tahta atau hartanya, bukan karena kecantikan atau ketampanannya,
akan tetapi Lillahi ta’ala karena Allah.
Dan juga cinta kita bukan atas dasar nafsu belaka. Cinta nafsu
adalah cinta dusta. Banyak orang bilang; berpegang tangan,
berpelukan, ciuman, bermain melodi cinta adalah tanda cinta.
Itu semua dusta! bualan belaka.
Hanya orang yang penuh nafsu syetanlah yang mengatakan demikian.
Tanda cinta bukanlah yang demikian. Akan tetapi, tanda cinta yaitu
seberapa besar dia menjaga kesucian cintanya. Inilah tanda cinta
yang hakiki.
“Bukan karena dorongan nafsu kubangkitkan cinta, akan tetapi
kulihat cinta itu adalah akhlak mulia”
Banyak dari kita yang telah terjebak oleh permainan cinta. Ingat!
Cinta nafsu tidak akan mendatangkan kebahagiaan, kecuali
kesengsaraan dan kehinaan yang berkepanjangan. Kita boleh
mempertahankan cinta kita kalau bukan karena nafsu, akan tetapi
karena Allah ta’ala.
“ dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang. “
Tapi saotik do habiaran
tu adaboru sudena boban
si halaklahi palua tangan
inda tanggungjawab di hangoluan
Napaling borat hita saksihon
pendidikan ni anak inda dipordulihon
pargaulan bebas inda digorahon
malapetakama akibatna
Pesan syair dari Kurnia Music :
Kalau cinta kita sudah karena Allah ta’ala, maka akan lahirlah:
ketulusan, kejujuran, dan kesetiaan :+ Ketulusan :
Kalau cinta kita karena Allah ta’ala, maka akan lahir cinta yang
yang tulus. Cinta yang berasal dari dalam lubuk sanubari. Menerima
orang yang kita cintai apa adanya. Mau dia kaya atau miskin,
cantik atau biasa-biasa aja.
Mau dia orang kampung atau orang kota sekalipun, dia akan menerima
apa adanya. Karena cintanya sudah dilandaskan pada iman dan taqwa.
Berbeda dengan cinta yang dilandaskan pada nafsu semata.
Cintanya tidak akan tulus. Dia akan pilih-pilih; mungkin karena
harta, kecantikan, dll.
+ Kejujuran :
yang kedua akan lahir sifat kejujuran. Tidak saling tertutup,
tidak saling menyembunyikan. Akan tetapi saling terbuka. Mereka
akan menceritakan kelebihan atau kekurangannya apa adanya, tanpa
ada yang dilebih-lebihkan ataupun dikurang-kurangkan. Ketika
sedang ada masalah, orang yang di cintainyalah yang menjadi
tempat curhat. Saling percaya dan saling terbuka.
Begitu juga dengan kejujuran, kalau cintanya dilandaskan pada
nafsu semata, tidak ada kejujuran. Yang ada hanyalah kemunafikan,
kebohongan, bualan belaka. Cinta nafsu bersalut segunung kepalsuan
dan kepuraan.
+ Kesetiaan :
Setelah tulus menerima apa adanya, kemudian saling percaya, dan
saling terbuka, yang terakhir yaitu saling setia. Setia dalam
hal apa? Setia tuk saling menjaga kesuciaan cintanya. Setelah
itu tawakal kepada Allah, kalau ada jodoh maka akan melalui
proses yang berikutnya. Kalau tiada jodoh, ya ikhlaskan, mungkin
dia bukan yang terbaik buat kita.
Karena manusia hanya bisa berusaha dan berserah, toh Allah
jualah yang menentukan semuanya.
Setelah melalui proses penjajakan yang begitu panjang; dari
cinta karena Allah ta’ala, kemudiaan lahir cinta yang tulus,
sifat saling percaya dan saling terbuka, lalu saling setia,
kemudian setelah itu lahirlah yang namanya cinta sejati.
Lalu kapan cinta sejati ini terwujudkan? Cinta ini akan
terwujudkan nanti ketika dua insan yang saling mencintai
sudah siap tuk berlayar ke muara cinta yang diridhai oleh
Allah SWT, yaitu pernikahan. Dan dari cinta sejati inilah
akan lahir: SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH.
Menurut hadits Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung
selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man
ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa
diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu).
Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
. Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan
yang lain.
. Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan
yang lain.
. Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan
orang lain/diri sendiri.
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia
lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca
firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam
I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada
perintah yang lain. Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian
berikut ini penjelasannya:
. Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan
“ngegemesin”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya
selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga
cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa
berfikir lain.
. Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang,
lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki
cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya
dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah
kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita.
Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan
kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta
antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap
anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat
disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki
hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih
sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang
anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam
satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang
yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber
silaturrahim, silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang.
Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus
biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat
membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain
cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an
disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh
cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami,
orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf
(qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan
hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an
menggunakan istilah syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana
cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan
norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga
tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun
salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar
janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan
hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong
perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut
istilah ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar
dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon
dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf
tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)..
. Cinta syauq (rindu). Istilah ini bukan dari al Qur’an tetapi
dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut
ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti
waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan
dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata
an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat
merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan
untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin
wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati
kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran
cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al
mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi..
Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran
mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti
orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar
sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an
ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali
sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha
Sebenarnya mencintai itu sah-sah saja, tidak ada larangan dalam Agama.
Asalkan kita mampu membina cinta tersebut menjadi cinta yang diridhai
oleh Allah SWT. bukan cinta yang dimurkai oleh Allah SWT.
Satu hal lagi, dalam Agama ISLAM cinta tak harus di awali dengan
sebuah istilah pacaran, lebih indah dengan budaya Ta’aruf
(pengenalan), diiringi sebuah komitmen karena ALLAH SWT, bila
berjodoh kemudian menikah. Inilah cinta yang hakiki.
Semoga Allah selalu memberikan perlindungan kepada kita semua,
sehingga kita terjaga dari cinta yang dimurkai Allah SWT. dan
semoga kita mampu membina cinta kita menjadi cinta yang suci. Aamiin…
Isi paper sedikit dikutip dari :
http://majalahasik.com
Pada paper kali ini saya tidak terlalu mengkaitkan antara
definisi cinta dengan profesi yang sedang saya jalani saat
ini, yakni Mahasiswa Universitas Gunadarma, Fakultas Teknologi
Industri, Jurusan Teknik Informatika. Disini saya lebih ingin
memaparkan makna dari cinta itu sendiri menurut ajaran agama.
Tentunya kita semua hidup di dunia ini memiliki keyakinan masing-
masing sebagai pembimbing diri kita menuju tujuan hidup yang
sebenarnya. Dan saya sendiri Alhamdulillah merupakan salah satu
dari sekian banyak umat islam yang ada di dunia ini.
Paper ini lebih saya peruntukan bagi mereka yang satu keyakinan
dengan saya yakni seorang muslim atau muslimah. Namun bukan
berarti paper ini tidak boleh dibaca atau ditelaah oleh mereka
yang beragama lain. Boleh-boleh saja namun saya minta maaf
apabila ada sesuatu yang mungkin tidak sejalan atau tidak
dimengerti oleh anda sekalian. Terima Kasih.
Sumber :
http://sonityodjava.blogspot.com/2012/04/cinta-menururt-pandangan-islam.html
* Tanggapan penulis blog galeri "MSAD" Sipirok Mashali
Untuk anda mahasiswa Gunadarma :
Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh...!
Paper ada sudah saya baca, dan terhadapnya saya ingin berkata :
1. Isi paper anda cukup bagus. Mudah dipahami dan sarat denga makna
2. Jika saya membanding dengan apa yang saya pelajari, yang mana cinta
juga bisa dilihat dari sisi Psikologi dan budaya, maka saya mersakan
penerapan "Cinta dalam pandangan Islam inilah yang benar atau betul".
2. Tinjauan sisi psikologi sepertinya hanya memberi penekanan pada
cinta yang harus diwujudkan demi kepuasan diri dengan tidak terlalu
melihat efek negatif dari cinta tersebut.
3. Tinjauan budaya (Budaya Batak Muslim) sepertinya masih sangat kabur
atau tidak terlalu jelas memberikan landasan tentang bagaimana
seharusnya cinta di terapkan. Dan hal ini telah menyebabkan persefsi
yang berbeda khsusnya dikalangan putra-putri tanah batak yang
haya melihat cinta/holong dalam tinjauan budaya (Banyak yang tak
bisa membedakan bagaimana sebenarnya diterapkan holong di namarpo
reban/marborutulang sebelum dan setelah terjadi suatu pernikahan).
Cukup banyak putra batak yang telah menikah dengan putri batak
lainnya atau putri di luar suku batak masih menganggap boreban
atau borutulangnya adalah bagian dari miliknya juga, hingga
komunikasi tetap dapat berjalan dengan lancar seiring dengan
lancarnya kekacauan rumah tangganya karena dapat memicu
kecemburuan sang istri.
Karena itu...!
Penulis sangat setuju jika tinjauan agama Islam inilah yang seharusnya
digunakan semua ummat islam dalam penerapan cinta dan holongnya,
hingga kebahagian keluarga itu mudah tercapai (Cinta=Holong)
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabaraktuh...!
Video Sipaingot untuk anda...!
______________________________________
Sekilas pandangan Islam tentang Rindu
______________________________________
Arti Rindu
Rindu itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai
dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan.
Maka rindu tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara
mutlak. Tetapi bisa jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai
dengan menjaga diri dan kesucian, dan kadang-kadang ada rindu itu
disertai kerendahan dan kehinaan.
Sebagaimana telah disebutkan, dalam ucapan kami tentang cinta
maka rindu juga seperti itu, termasuk amalan hati, yang orang
tidak mampu menguasainya. Tapi manusia akan dihisab atas sebab-
sebab yang diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram.
Adapun rindu yang disertai dengan menjaga diri padanya dan
menyembunyikannya dari orang-orang, maka padanya pahala, bahkan
Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haasyi’ah Marakil Falah dari Imam
Suyuthi yang mengatakan bahwa termasuk dari golongan syuhada di
akhirat ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap
menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun
kerinduan itu timbul dari perkara yang haram sebagaimana pembahasan
dalam masalah cinta.
Makna ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan
baik laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan
dan menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan
apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena
kerinduan tersebut maka dia mendapatkan pahala syahid di akhirat.
Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan
bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang
yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah
seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan
dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya,
dia ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya.
Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya
dengan sikap afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya
sehingga dengan itu dia mendapat pahala.
“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang
yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka,
karena kedudukannya disisi Allah".
Sahabat bertanya :“Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa
mereka ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah
tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta
tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka,
demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka
tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak
berduka cita dikala orang lain berduka cita” (H.R. Abu Daud)
Cinta yang menggugurkan dosa :
“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim,
lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya
sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin
kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak
buih dilaut” (H.R. Tabrani)
Cinta yang memberikan keteduhan :
“Sesungguhnya Allah Subhanallahu wa ta’ala pada hari kiamat berfirman :
“Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku?
Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada
naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)
Cinta yang berbalas cinta :
“Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, “pasti akan mendapat
cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling
kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku”
(Hadits Qudsi)
Karena cinta maka dicintai-Nya :
“Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah
mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya
malaikat berkata,
“Kau mau kemana ?”
Ia menjawab, “Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini”
Malaikat terus bertanya, “Apakah kamu akan memberikan sesuatu
pada saudaramu ?”
Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena
Allah Subhanallahu wa ta’ala”
Malaikat berkata, “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa
Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut
karena-Nya” (H.R. Muslim)
Tiga cinta yang manis :
Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan
manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya
kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan
membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api
neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)
“.. boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
( QS. Al Baqarah: 216 )
”Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran ALLAH.” (QS. Adz Dzariyat: 49)
”Wahai kaum pemuda, siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untuk
menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata,
dan memelihara kemaluan, maka bila diantara kamu belum sanggup untuk
menikah.. berpuasalah, kerana sesungguhnya puasa tersebut sebagai
penahannya.” ( Hadist )
————
Cukup cintai dia dalam diam..,
Kerana hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari ujian..
kerana hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan..
kerana mungkin sajakan membawa kelalaian hati-hati yang terjaga..
Maka cintailah dia dengan keikhlasan..,
Kerana tentu kisah Fatimah dan Ali Bin Abi Talib yang diingini oleh hati..
” Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yang keji, dan
lelaki-lelaki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),
dan wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki-lelaki yang baik
dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka
(yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (syurga).
” (QS. An Nuur: 26 )
Cukup cintai dia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhaan dan
keikhlasan..Memupuknya hanya akan menambah penderitaan..
menumbuhkan harapan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan..
Kerana tiada yang tahu rencana Tuhan..mungkin saja rasa ini ujian
yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan..
Kerana hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikkan..serahkan rasa yang
tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya..
biarkan DIA yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada
waktunya..
Yakinlah bahwa PILIHAN ALLAH adalah PILIHAN YANG TERBAIK
http://airawahab.wordpress.com/2011/12/23/arti-rindu/
* Tanggapan penulis blog galeri "MSAD" Sipirok Mashali
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
Jika saja agama Islam tidak mengastur bagaimana kerinduan seharusnya
diterapkan maka bukan tidak mungkin akan banyak manusia ini yang
menjadi sesat kiarena kerinduan sesungguhnya pula bisa menjadi
temannya syetan yang bisa membawa manusia kelembah durjana.
Sungguh tulisan yang memberi manfaat.
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
_________
Penutup
_________
Demikian uraiannya para kaum muslimin muslimat, khususon para Naposo
Nauli Bulung ni Huta Angkola atapun Mandailing.
Dan terhadap semua uraian, penulis ingin berkesimpulan :
"Pakai kalianlah para Naposo Nauli Bulung ni Huta cara cinta
mencintai dalam pandangan Islam begitupun dalam cara merindunya,
hingga cinta dan kerinduan itu lebih terpelihara, lebih bisa
memberi kebahagian dunia dan akhirat".
Manggunakan holong anggia sangape kele, sesuai dohot ajaran ni
agama Insya Allah akan pamomohon hita sude mandapotkon
kaluarga sakinah, mawaddah warohmahi.
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
Musik untuk para anggi-anggi...!
___________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment