Thursday, December 25, 2014

Sultan Sulaiman sang Penakluk dan Serial King Sulaiman ANTV


#SELAMAT MALAM PARAKAUMMUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak info sekita sepak terjang Sultan Sulaiman sebagai Raja
sang penakluk dalam menyebarkan agama Islam sampai ke Asia, Afrika
serta Eropa pada masa Bani Utsmaniyah dalam hubungannya dengan ANTV)
_______________________________________________________________










_______________

Kata Pengantar
_______________

Assalamu'alaikumwarhahmatullahiwabarakatuh...!

Postingan ini adalah pendalaman dari link :
http://galeri1msad.blogspot.com/2014/12/nabi-sulaiman-as-raja-segala-makhluk.html
yang mana penulis meluruskan isi suatu situs yang memberi gambaran
bahwa serial ANTV yang berjudul 'King Sulaiman' bukanlah serial atau
film yang menceritakan tentang Nabi Sulaiman di masa Bani Israil tapi
tentang Sultan Sulaiman di masa Bani Utsmaniyah.

Ket :
Photo Serial King Sulaiman ANTV







\
















Para kaum muslimin muslimat yang seiman dan seagama...!

Postingan ini berisi tentang, "Sultan Sulaiman" tersebut yang sekaligus
sebagai gambaran dari serial ANTV yangberjudul "King Sulaiman".

Selamat menyimak...!
__________________________________________________________

Sekilas Info mengenai Raja Sulaiman atau Sultan Sulaiman 
Sultan Usmaniyah ke-10.
__________________________________________________________








Ket :
Photo Sultan Sulaiman dalam Sejarah

* Hal Kelahiran Sultan Sulaiman

Suleiman lahir diperkirakan pada tanggal 6 November 1494 di Trabzon,
di daerah pantai Laut Hitam. Ibuhya adalah Valide Sultan Aishe Hafsa
Sultan atau Hafsa Hatun Sultan, yang wafat pada tahun 1534.

* Hal Masa Belajardi usia 7 - 16 Tahun

Pada usia tujuh tahun, ia dikirim untuk belajar sains, sejarah, sastra,
teologi, dan taktik militer di sekolah Istana Topkapi di Konstantinopel.
Sebagai seorang pemuda, ia berteman dengan Ibrahim, seorang budak yang
di kemudian hari menjadi penasihatnya yang paling dipercaya.

* Hal jadi Gubernur di usia 17 Tahun
























Ket :
Sulaiman Saat Muda

Pada usia 17 tahun, Suleiman ditunjuk sebagai Gubernur Kaffa (Theodosia),
kemudian ia juga ditunjuk menjadi Gubernur Sarukhan (Manisa) setelah
sebelumnya menjabat sebentar di Edirne. Saat ayahnya, Selim I (1465–1520),
meninggal dunia, Suleiman kembali ke Konstatinopel dan mengambil kekuasaan
sebagai Sultan Usmaniyah ke-10.

* Hal jadi Raja di usia 25 Tahun

Catatan yang dibuat oleh seorang utusan Republik Venesia, Bartolomeo
Contarini, beberapa minggu setelah Suleiman naik takhta mendeskripsikan
Suleiman sebagai berikut: "Ia berusia 25 tahun, tinggi, namun lincah,
dan berkulit halus. Lehernya agak panjang, wajahnya pipih, dan hidungnya
bengkok.

Ia memiliki kumis dan janggut; pembawaannya menyenangkan meski kulitnya
cenderung terlihat pucat. Konon ia adalah seorang tuan yang baik,
suka belajar, dan menjadi harapan masyarakat untuk menciptakan kemakmuran
dalam kekuasaannya."

Beberapa sejarawan menyatakan bahwa pada masa mudanya Suleiman memiliki
kekaguman yang besar terhadap Alexander Agung. Ia terpengaruh visi
Alexander untuk membangun kekaisaran dunia yang menguasai daerah Timur
dan Barat, dan konon hal ini yang mendorongnya melakukan kampanye militer
ke wilayah Asia, Afrika, serta Eropa.
__________________________________________________________

Sepak Terjang Sang Sultan Sulaiman dalam menaklukkan 
Asia Afrika dan Erofa
__________________________________________________________

* Penaklukan Kerajaaan Belgrade di Honggoria di Eropa 1521.

Setelah menggantikan ayahnya, Suleiman mengembangkan wilayah kekuasaan
melalui serangkaian kampanye militer. Langkah awal yang dilakukannya
adalah menekan pemberontakan yang dilakukan oleh Gubernur Damaskus pada
tahun 1521. Setelah itu, Suleiman melakukan penyerangan ke wilayah
Belgrade yang dikuasai oleh Kerajaan Hongaria.
























Ket  :
Raja János Sigismund dari Hongaria bersama Suleiman pada tahun 1556.

Penyerangan itu sangat vital untuk menaklukkan Kerajaan Hongaria yang—sejak
kejatuhan Serbia, Bulgaria, Albania, dan Kekaisaran Romawi Timur—menjadi
satu-satunya penghalang kampanye militer Utsmaniyah ke Eropa.

Suleiman mengepung Belgrade dan mulai melakukan pengeboman besar-besaran
dari kepulauan di wilayah Donau. Dengan pasukan yang hanya berjumlah
sekitar 700 orang dan tanpa bantuan dari Hongaria, Belgrade jatuh ke
tangan Suleiman pada bulan Agustus 1521.

Berita jatuhnya salah satu benteng terkuat umat Kristen menimbulkan
ketakutan dan kekhawatiran di seluruh Eropa. Sebagaimana yang dicatat
oleh seorang duta besar Kekaisaran Suci Romawi di Konstatinopel:
"Penaklukan Belgrade adalah awal dari peristiwa-peristiwa dramatis
yang menimpa Hongaria.

Penaklukan itu berlanjut dengan kematian Raja Lajos, penaklukan Buda,
pendudukan Transilvania, dan hancurnya kerajaan yang pernah berkembang
serta timbulnya ketakutan di negara-negara tetangga yang khawatir mereka
akan mengalami nasib yang sama..."

* Penaklukan Ksatria Hospitaller / bajak laut di Kepulauan Rados
  atau Mediterania Timur

Jalan untuk menyerang langsung Hongaria dan Austria sudah terbuka,
namun Suleiman mengalihkan perhatiannya kepada kepulauan Rodos di
Mediterania Timur, kota basis Ksatria Hospitaller. Ordo ksatria itu
dikenal memiliki unit bajak laut di wilayah Asia Kecil dan Levant
yang kegiatan operasinya mengganggu kepentingan Utsmaniyah.

Pada musim panas 1522, Suleiman mengirim armada berkekuatan 400 kapal
dan secara personal memimpin 100.000 tentara menyeberangi Asia Kecil.
Meskipun mengalami perlawanan yang sangat hebat dalam Pengepungan Rodos,
kota tersebut berhasil dikuasai dan Ksatria Rodos diusir dari sana.

* Penaklukan Raja Louis II di Hongaria (1506–26)  

Dengan memburuknya hubungan antara Hongaria dengan Kesultanan
Utsmaniyah, Suleiman melanjutkan kampanyenya di Eropa Timur pada
29 Agustus 1526 dengan mengalahkan Louis II dari Hongaria (1506–26)
dalam Pertempuran Mohács. Ketika menemukan mayat Raja Louis, Suleiman
konon berkata: "Aku memang datang membawa senjata untuk menghadapinya;
namun bukan keinginanku melihatnya tewas karena ia belum banyak menikmati
indahnya kehidupan dan kebangsawanan."Sejak itu kerajaan Hongaria
mengalami kemunduran dan Utsmaniyah bangkit menjadi kekuatan utama
di Eropa Timur.

* Penaklukan Wina dan Buda di Austria

Di bawah kepemimpinan Karl V dan saudaranya Ferdinand I, Kaisar Romawi Suci,
Wangsa Habsburg menyerang dan menaklukkan kembali Buda serta menguasai
Hongaria. Pada tahun 1529, Suleiman sekali lagi mengerahkan pasukan
untuk menyerang Buda, dan berhasil merebutnya. Selain Buda, ia juga
menyerang Wina. Namun dengan 16.000 tentara yang menjaga, Austria
berhasil mempertahankan Wina.

Usaha kedua untuk menaklukkan Wina pada tahun 1532 juga gagal,
Suleiman terpaksa mundur sebelum mencapai kota. Kedua kekalahan ini
terjadi akibat buruknya cuaca (yang memaksa mereka meninggalkan
peralatan-peralatan penting) dan terlalu panjangnya rantai persediaan.
Penyerangan ini merupakan salah satu ekspedisi paling ambisius
Kesultanan Utsmaniyah.

* Penaklukan Raja János Sigismund di Hongaria

Pada tahun 1540-an, terjadi konflik di Hongaria. Beberapa bangsawan
Hongaria mengusulkan agar Ferdinand, Adipati Utama Austria (1519–64),
yang pernah menjadi pemimpin Austria dan masih satu keluarga dengan
Louis II, menjadi Raja Hongaria dengan mengutip sebuah perjanjian
bahwa wangsa Habsburg akan mendapatkan takhta Hungaria apabila Louis
tewas tanpa menunjuk putra mahkota, namun beberapa bangsawan
lebih mendukung János Zápolya. Konflik ini memberikan peluang bagi
Suleiman untuk membalas kekalahannya di Wina.

Pada tahun 1541, wangsa Habsburgs sekali lagi terlibat konflik dengan
Utsmaniyah dengan menyerang Buda. Namun penyerangan itu gagal, bahkan
beberapa benteng mereka balik direbut dalam serangan balasan Utsmaniyah.
Ferdinand dan saudaranya Karl V kalah dan dipaksa menandatangani perjanjian
yang memalukan di hadapan Suleiman. Ferdinand dipaksa melepas klaimnya atas
takhta Hongaria dan diwajibkan membayar upeti dalam jumlah tetap setiap
tahunnya kepada Sultan.

Dengan hancurnya saingan-saingan utama, Kesultanan Utsmaniyah
menjadi kekaisaran terkuat dan memegang peranan paling penting
di Eropa ketika itu.

* Penaklukan Dinasti Safawiyah di Persia  (1532–1555)
























Ket :
Miniatur yang menggambarkan Suleiman mengerahkan tentara di Nakhchivan,
musim panas 1554

Setelah Suleiman menstabilisasi pasukannya di front Eropa, ia mengalihkan
perhatiannya untuk menyerang Dinasti Safawiyah dari Persia. Ada dua
peristiwa yang menyebabkan Suleiman memandang Dinasti Safawiyah sebagai
ancaman. Pertama, Gubernur Baghdad yang loyal kepada Suleiman dibunuh
oleh Shah Tahmasp dan digantikan dengan orang yang setia kepada Shah.
Kedua, Gubernur Bitlis yang dikuasai Suleiman berkhianat dan menyatakan
kesetiaan pada Dinasti Safawiyah.

Sebagai hasilnya, pada tahun 1533, Suleiman memerintahkan Wazir Agung
Ibrahim Pasha untuk memimpin pasukan ke Asia. Ia kemudian berhasil
merebut kembali Bitlis dan menguasai Tabriz tanpa perlawanan berarti.
Suleiman menyusul dan bergabung dengan pasukan Ibrahim pada 1534 dan
melakukan penyerangan langsung ke Persia. Shah lebih memilih mengorbankan
teritorinya daripada menghadapi Suleiman.

Pada tahun berikutnya Suleiman dan Ibrahim berhasil memasuki Baghdad,
komandannya menyerahkan kota dan mengakui Suleiman sebagai pemimpin
dunia Muslim dan pengganti sah kekhalifahan Abbasiyah.

Bermaksud menghancurkan Shah untuk selamanya, Suleiman berangkat dalam
kampanye kedua pada tahun 1548–1549. Seperti sebelumnya, Tahmasp menghindari
konfrontasi dengan pasukan Utsmaniyah dan memilih untuk mundur sambil
melancarkan taktik bumi hangus.

Setelah menguasai Tabriz, Armenia, dan beberapa benteng di Georgia,
Suleiman memilih untuk menghentikan kampanyenya karena kerasnya musim
dingin di Kaukasus.

Pada tahun 1553 Suleiman memulai kampanye ketiga dan terakhirnya melawan
Shah. Sebelumnya pasukan Utsmaniyah mengalami kekalahan di Erzurum dan
kehilangan kekuasaan atas kota tersebut di tangan anak Shah. Suleiman
berniat kembali menguasai Erzurum dengan menyeberangi Sungai Efrat.

Pasukan Shah kembali menggunakan taktiknya menghindari pasukan Utsmaniyah,
yang berakibat terjadinya kebuntuan (stalemate). Pada tahun 1554,
sebuah perjanjian ditandatangani yang mengakhiri kampanye militer Suleiman
di Asia. Termasuk dalam perjanjian itu adalah Suleiman mengembalikan Tabriz,
namun sebagai gantinya mendapatkan Baghdad, sebagian Mesopotamia, mulut
Sungai Efrat dan Tigris, serta sebagian Teluk Persia. Shah juga berjanji
untuk tidak melakukan serangan apa pun ke wilayah Utsmaniyah.

* Penaklukan Aden jalur perdangan Portugal dan India (1548),

Di Samudra Hindia, Suleiman memimpin beberapa kampanye laut terhadap
Portugal dengan tujuan mengusir mereka dan mengamankan jalur perdagangan
dengan India. Aden di Yemen direbut oleh Utsmaniyah pada tahun 1538 untuk
dijadikan basis serangan terhadap jajahan Portugal di pantai Barat India.
Pada bulan September 1538, Utsmaniyah gagal mengalahkan Portugal dalam
Pengepungan Diu dan terpaksa kembali ke Aden.

Dari Aden, tentara Utsmaniyah dipimpin Sulayman Pasha dapat mengambil
alih seluruh wilayah Yemen serta Sa'na. Akan tetapi, Aden memberontak
dan meminta bantuan Portugal, sehingga Portugal menguasai kembali kota
tersebut, hingga direbut lagi oleh pasukan Utsmaniyah di bawah pimpinan
Piri Reis pada tahun 1548.

Dengan kendali yang kuat atas Laut Merah, Suleiman berhasil mengamankan
jalur perdagangan India yang dahulu dikuasai Portugal, dan menjaga perdagangan
dengan India selama abad ke-16.

Pada tahun 1564, Suleiman menerima utusan dari Kesultanan Aceh, yang
meminta bantuan melawan Portugis. Maka ekspedisi Utsmaniyah ke Aceh
diluncurkan dan berhasil memberikan dukungan militer terhadap Aceh.

* Penaklukan Raja Karl V di Spanyol 

Barbarossa Hayreddin Pasha mengalahkan Liga Suci yang dipimpin Andrea Doria
pada Pertempuran Preveza pada tahun 1538. Setelah berhasil melakukan konsolidasi
pada pasukan daratnya, Suleiman mendapatkan kabar bahwa benteng Koroni di
Morea telah direbut salah satu admiral Karl V, Andrea Doria. Kehadiran pasukan
Spanyol di Mediterania Timur menimbulkan kekhawatiran Suleiman, yang
melihat itu sebagai indikasi bahwa Karl V mencoba mengganggu dominasi
Utsmaniyah di kawasan. Suleiman merasa perlu mempertegas kekuatannya
di Mediterania sehingga ia mengerahkan salah satu komandan laut terbaiknya
Khair ad Din, yang oleh orang Eropa dikenal dengan nama Barbarossa.

Barbarossa ditugaskan untuk membangun kembali angkatan Utsmaniyah hingga
Utsmaniyah memiliki jumlah armada yang sama dengan total seluruh armada
negara-negara lain di Mediterania digabungkan.

Pada tahun 1535 Karl V mendapatkan kemenangan atas Utsmaniyah di Tunis.
Di saat yang sama, Suleiman sedang berperang dengan Venesia. Hal ini
memaksa Suleiman untuk menyetujui proposal pembentukan aliansi dari
François I dari Perancis untuk melawan Karl.

Pada tahun 1538, armada Spanyol dikalahkan oleh Barbarossa dalam
Pertempuran Preveza, sehingga Utsmaniyah berkuasa di wilayah itu
selama 33 tahun hingga kekalahan mereka dalam Pertempuran Lepanto
pada tahun 1571.
















Ket :
François I (kiri) dan Suleiman (kanan) memulai aliansi Perancis-Utsmaniyah
dari tahun 1530-an.

Bagian timur Maroko berhasil dikuasai. Wilayah Berberia seperti
Tripolitania, Tunisia, dan Algeria dikuasai dan diberi status provinsi
otonom serta dijadikan ujung tombak Suleiman dalam menghadapi Karl V.
Dalam periode pendek ekspansi itu mampu mengamankan dominasi laut
Utsmaniyah di Mediterania. Angkatan laut Utsmaniyah juga mengontrol
Laut Merah, dan menguasai Teluk Persia hingga 1554, ketika kapal-kapal
mereka dihancurkan oleh angkatan laut Kekaisaran Portugis. Portugis
juga menguasai Ormus pada tahun 1515 dan bertempur dengan tentara
Suleiman untuk merebut Aden.

















Ket :
Pengepungan Malta pada tahun 1565: Kedatangan angkatan laut Utsmaniyah,
oleh Matteo Perez d' Aleccio

Karena sedang menghadapi musuh yang sama, François I dan Suleiman memperbaharui
perjanjian aliansi mereka. Sebagai hasilnya, Suleiman mengirimkan 100 kapal
di bawah pimpinan Barbarossa untuk membantu pasukan Perancis di Mediterania
Barat. Barbarossa berhasil menguasai pantai Naples dan Sisilia sebelum
sampai ke Perancis. Perancis kemudian menjadikan Toulon sebagai markas besar
angkatan laut Utsmaniyah. Dari sana Barbarossa menyerang Nice pada tahun 1543.
Pada tahun 1544, François I dan Karl V mengadakan perjanjian perdamaian
sehingga aliansi antara Perancis dan Utsmaniyah berakhir sementara.

Di tempat lain, Ksatria Hospitaller yang pernah diusir Utsmaniyah membangun
kekuatan baru di Malta, membentuk ordo Ksatria Malta pada 1530. Mereka
melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal musim sehingga memancing perhatian
Utsmaniyah. Suleiman akhirnya mengirimkan tentara dalam jumlah yang sangat
besar untuk mengusir mereka. Pertempuran dimulai pada 18 Mei dan berakhir
pada 8 September. Awalnya pasukan Utsmaniyah berhasil membantai Ksatria Malta
dan menghancurkan beberapa kota, namun tentara bantuan dari Spanyol datang
dan membalikkan keadaan, menyebabkan tewasnya 30.000 tentara Utsmaniyah.

________________________________

Sultan Sulaiman dan Reformasi 
________________________________

Relief Suleiman I menghiasi interior Dewan Perwakilan Amerika Serikat.
Relief tersebut merupakan salah satu dari 23 relief pemberi hukum terbesar
sepanjang sejarah di Dewan Perwakilan AS.

* Hal Reformasi Hukum

Suleiman dikenal sebagai Kanuni Suleiman atau "pemberi hukum" di Utsmaniyah.
Sejarawan Lord Kinross mencatat bahwa "Ia tidak hanya merupakan pemimpin
kampanye militer yang besar, manusia dari pedang, seperti ayah dan kakeknya.
Ia berbeda dari mereka karena juga merupakan manusia dari pena. Ia merupakan
legislator ulung, berdiri di depan mata rakyatnya sebagai penguasa berjiwa
besar dan eksponen keadilan yang murah hati".

Hukum utama kekaisaran adalah Shari'ah. Sultan tidak berwenang mengubah
hukum Islam tersebut. Hukum lain yang dikenal sebagai Kanuns (undang-undang
kanonik) bergantung pada kehendak Suleiman sendiri, dan meliputi bidang
kriminal, kepemilikan tanah, dan perpajakan. Ia mengumpulkan semua keputusan
yang dikeluarkan oleh sembilan sultan Utsmaniyah sebelumnya.

Setelah menghilangkan duplikasi dan memilih antara pernyataan yang
bertentangan, Suleiman mengeluarkan undang-undang, yang disusun secara
hati-hati agar tidak melanggar hukum dasar Islam. Suleiman, didukung oleh
Mufti Agung Ebussuud, berupaya mereformasi undang-undang agar dapat disesuaikan
dengan perubahan cepat pada kekaisaran. Ketika hukum Kanun mencapai bentuk
akhirnya, undang-undang tersebut dikenal sebagai kanun-i Osmani, atau "undang-
undang Utsmaniyah". Undang-undang Suleiman diterapkan selama lebih dari tiga
ratus tahun.

Ia memberikan perhatian khusus pada keadaan rayah, orang Kristen yang mengerjakan
tanah kaum Sipahi. Kanune Raya, atau "Undang-undang Raya", mengatur retribusi
dan pajak untuk dibayarkan oleh raya, dan menaikkan status mereka ke atas
perhambaan sehingga hamba Kristen banyak pindah ke wilayah Turki untuk
mengambil keuntungan dari reformasi.

Sang sultan juga memainkan peran penting dalam melindungi orang Yahudi di
kekaisarannya. Pada akhir 1553 atau 1554, atas usul dokter favoritnya, Moses
Hamon, Suleiman mendeklarasikan dekret yang secara resmi melarang blood libel
terhadap orang Yahudi. Lebih jauh lagi, ia menetapkan undang-undang kriminal
dan polisi baru, dan juga menerapkan denda atau hukuman. Dalam bidang perpajakan,
pajak ditetapkan terhadap berbagai barang, seperti hewan, tambang, dan barang
ekspor-impor. Selain pajak, pejabat yang jatuh pada nama buruk akan disita
tanah dan propertinya oleh Sultan.

* Hal Reformasi Pendidikan

Pendidikan merupakan bidang lain yang penting bagi sultan. Sekolah digabung
dengan masjid dan dibiayai oleh yayasan religius, sehingga memberikan pendidikan
gratis bagi anak-anak Muslim. Di ibu kotanya, Suleiman meningkatkan jumlah
mektebs (sekolah dasar) menjadi empat belas, serta mengajarkan anak-anak
baca tulis, dan juga prinsip-prinsip Islam. Anak yang ingin mengenyam
pendidikan lebih lanjut dapat melanjutkan pendidikannya ke salah satu dari
delapan madrasah. Pembelajaran yang tersedia adalah tata bahasa, metafisika,
filsafat, astronomi, dan astrologi. Madrasah tinggi memberikan pendidikan
tingkat universitas, dan lulusannya menjadi imam atau pengajar.

Pusat-pusat pendidikan merupakan salah satu dari bangunan yang mengelilingi
lapangan masjid, dengan bangunan lain adalah perpustakaan, ruang makan, air
mancur, dapur sup, dan rumah sakit untuk kepentingan umum.

* Hal Repformasi budaya




















Ket :
Tughra Suleiman Agung.

Gerabah iznik berkembang pada masa kekuasaan Suleiman. Piring buatan tahun 1530-1540.

Di bawah kekuasaan Suleiman, Kesultanan Utsmaniyah memasuki masa
keemasan dalam hal perkembangan budaya. Utsmaniyah memiliki ratusan
kelompok artistik Kesultanan (disebut sebagai Ehl-i Hiref, "komunitas
bagi mereka yang berbakat") yang dikelola langsung oleh istana.

Proses magang wajib dijalani bagi mereka yang ingin menjadi seniman
dan pengrajin. Setelah magang mereka bisa mendapatkan gaji dan jabatan
yang lebih tinggi. Dokumen-dokumen penggajian yang ditemukan menunjukkan
betapa Suleiman sangat menghargai dan mendukung pekerjaan seniman.
Sebuah dokumen yang dibuat tahun 1526 menunjukkan daftar 40 kelompok
seniman dengan lebih dari 600 anggota. Ehl-i Hiref mampu menarik
sebagian besar seniman berbakat, baik dari dunia Islam maupun dari
wilayah jajahan di Eropa, untuk bekerja di istana sultan.

Hal ini memungkinkan terjadinya pencampuran kebudayaan Islam, Turki,
dan Eropa. Seniman yang bekerja di istana antara lain pelukis, penjilid
buku, penjahit pakaian dari bulu, pengrajin perhiasan, dan penempa emas.
Bila penguasa sebelumnya lebih terpengaruh oleh kebudayaan Persia (ayah
Suleiman, sebagai contoh, senang menulis puisi dalam bahasa Persia),
Suleiman berhasil menciptakan gaya seni berbeda yang menjadi warisan
artistik yang khas.

Suleiman sendiri adalah seorang penyair yang handal, karyanya ditulis
dalam bahasa Persia dan Turki dengan nama samaran Muhibbi (Pecinta).
Beberapa kalimat dalam puisi Suleiman dijadikan peribahasa Turki, salah
satunya yang terkenal adalah: "Semua orang ingin menyampaikan maksud
yang sama, tetapi ada banyak versi ceritanya." Ketika anak Suleiman,
Mehmed, meninggal pada tahun 1543, ia membuat sebuah kronogram untuk
memperingati kematiannya: Pangeran yang tiada taranya, Sultan Mehmed-ku
Selain Suleiman, banyak seniman lain yang juga memberikan kontribusi
besar terhadap perkembangan sastra Utsmaniyah, termasuk di antaranya
Fuzuli dan Baki. Sejarawan Sastra E. J. W. Gibb mengamati bahwa "tidak
pernah ada dalam sejarah dunia dorongan yang sedemikian besar terhadap
perkembangan puisi kecuali pada masa kekuasaan Sultan yang satu ini."

* Hal Reformasi Seni

Masjid Süleymaniye di Istanbul, dibangun oleh Mimar Sinan, arsitek kepala Suleiman.
Suleiman juga terkenal karena membiayai beberapa arsitektur monumental di
kesultanannya. Sang Sultan bercita-cita menjadikan Konstatinopel sebagai
pusat peradaban Islam melalui pembangunan berbagai objek termasuk jembatan,
masjid, istana, dan lainnya. Beberapa yang paling termahsyur dibuat oleh
arsitek kepala Utsmaniyah, Mimar Sinan. Sinan bertanggung jawab membangun
tiga ratus monumen di seluruh penjuru kesultanan, termasuk dua mahakarya
masjid Süleymaniye dan Selimiye—yang disebutkan terakhir dibangun di Edirne
pada masa kekuasaan anak Suleiman, Selim II.

Suleiman juga melakukan restorasi terhadap Kubah Shakhrah dan tembok kota
di Yerusalem (yang kini menjadi tembok Kota Tua Yerusalem), merenovasi
Ka'bah di Mekah, dan membuat sebuah kompleks di Damaskus.
_______________________________________________

Sultan Sulaiman dan orang-orang penting lainya
_______________________________________________

* Hal Hürrem Sultan (Roxelana)

Suleiman jatuh hati pada Hürrem Sultan, putri harem yang berasal dari
Rutenia. Kalangan diplomat barat menjuluki sang putri sebagai "Russelazie"
atau "Roxelana", mengacu pada asal usul Slavianya. Hürrem Sultan adalah
putri dari pendeta Ortodoks Ukraina. Ia diperbudak dan bangkit hingga
mencapai posisi Harem untuk menjadi kesukaan Suleiman. Meskipun merupakan
pelanggaran tradisi Utsmaniyah selama dua abad, sang mantan selir menjadi
istri resmi sultan, dan membuat banyak pengamat di istana dan kota
tercengang.





'

















Ket :
Hürrem Sultan (Roxelana)


Hürrem Sultan diperbolehkan tinggal dengan Suleiman di istana selama
sisa hidupnya. Tindakan ini lagi-lagi melanggar tradisi, bahwa ketika
ahli waris mencapai usianya, sang ahli waris akan dikirim bersama dengan
selir yang melahirkannya ke provinsi terpencil untuk memerintah, dan
tidak akan pernah kembali kecuali keturunan mereka menjadi penerus takhta.

* Hal Ibrahim Pasha (Pengawal Sultan Sulaiman)

Pargali Ibrahim Pasha adalah teman masa kecil Suleiman. Ibrahim awalnya
memeluk agama Ortodoks Yunani, dan ketika muda disekolahkan di sekolah
istana di bawah sistem devshirme. Suleiman menjadikannya falconer kerajaan,
lalu mengangkatnya menjadi perwira pertama ruang tidur kerajaan. Ibrahim
Pasha diangkat menjadi Wazir Agung pada tahun 1523 dan kepala komando
semua angkatan bersenjata. Suleiman juga menganugerahkan kehormatan
beylerbey Rumelia kepada Ibrahim Pasha, yang memberinya kekuasaan
terhadap seluruh wilayah Turki di Eropa, dan juga komando tentara di
tempat tersebut pada masa perang.

Menurut penulis kronik abad ke-17, Ibrahim telah meminta Suleiman untuk
tidak mengangkatnya ke posisi tinggi itu, karena takut akan keselamatannya.
Suleiman menjawab bahwa di bawah kekuasaannya apapun keadaannya, Ibrahim
tidak akan pernah dihukum mati.

Akan tetapi hubungan Ibrahim dengan sultan memburuk. Pada tahun ke-13
ia menjabat sebagai Wazir Agung, peningkatan kekuasaan dan kekayaannya
membuat Ibrahim menjadi musuh bagi banyak orang di istana sultan.

Laporan mengenai kelancangan Ibrahim mencapai telinga sultan pada
masa peperangan melawan Safawiyah: terutama penetapan gelar sultan
serasker oleh Ibrahim dianggap sebagai penghinaan oleh Suleiman.

Kecurigaan Suleiman terhadap Ibrahim semakin menguat akibat pertentangan
dengan Menteri Keuangan Iskender Chelebi. Perselisihan berakhir dengan
memalukan bagi Chelebi (atas tuduhan intrik), dan Ibrahim meyakinkan
Suleiman untuk mengeksekusinya. Sebelum kematiannya, kata terakhir
Chelebi menuduh Ibrahim melakukan konspirasi terhadap sultan.

Pesan kematian itu membuat Suleiman yakin akan ketidaksetiaan Ibrahim,
dan pada 15 Maret 1536 mayat Ibrahim ditemukan di Istana Topkapi.
____________________________________________

Para pengganti / penerus Sultan Sulaiman
____________________________________________

Suleiman memiliki delapan anak dari dua istri, empat di antaranya hidup
hingga lebih dari tahun 1550-an. Mereka adalah Mustafa, Selim, Bayezid,
dan Jihangir. Dari keempatnya, hanya Mustafa yang bukan anak dari Hürrem
Sultan, melainkan anak dari Mahidevran Gülbahar Sultan dan karenanya ia
berada di urutan pertama dari empat anak yang akan menggantikan Sultan.
Hürrem khawatir bila Mustafa yang menjadi Sultan, anak-anaknya akan terkucil.
Mustafa diakui memiliki talenta lebih besar dibanding anak Sultan lainnya,
dan juga mendapat dukungan Pargali Ibrahim Pasha, yang ketika itu masih
menjadi Wazir Agung. Duta besar Austria Busbecq mencatat "Di antara anak-
anak Suleiman ada yang bernama Mustafa, yang sangat terdidik dan bijaksana
serta dalam usia yang matang, 24 atau 25 tahun; semoga Tuhan tidak membiarkan
barbar sepertinya datang mendekati kita", dan juga menyebut "bakat alami
yang luar biasa" yang dimiliki Mustafa.
























Ket :
Potret Suleiman oleh Nigari, menjelang akhir kekuasaannya pada tahun 1560.

Dalam pergantian kekuasaannya, timbul intrik-intrik yang kemungkinan
didalangi oleh Hürrem. Meskipun ia adalah seorang istri Sultan, Hürrem
tidak memiliki peran resmi apa pun dalam pemerintahan, namun demikian ia
tetap memiliki pengaruh politik. Karena kesultanan tidak memiliki aturan
formal, pergantian kekuasaan biasanya diwarnai oleh pembunuhan di
antara pangeran-pangeran yang bersaing memperebutkan takhta untuk
menghindari terjadinya perang saudara atau pemberontakan.

Agar anak-anaknya terhindar dari hukuman mati atau pembunuhan, Hürrem
menggunakan pengaruhnya untuk menyingkirkan mereka yang mendukung Mustafa.

Hürrem diduga mendalangi dan mendorong Suleiman untuk membunuh Ibrahim
dan menggantinya dengan menantu Hürrem, Rustem Pasha. Pada tahun 1552,
ketika kampanye melawan Persia dimulai dan Rustem ditunjuk sebagai komandan
ekspedisi, intrik melawan Mustafa dimulai. Rustem mengirimkan salah
satu orang kepercayaan Suleiman untuk melaporkan bahwa karena Suleiman
tidak lagi memimpin, pasukan berpikir bahwa inilah saatnya seorang
pangeran yang lebih muda untuk menggantikannya; pada saat yang sama
Rustem menyebar isu bahwa Mustafa mendukung ide itu. Suleiman marah dan
menuduh Mustafa hendak merebut kekuasaan.

Ketika Mustafa kembali dari kampanye di Persia, Suleiman memanggil Mustafa
untuk datang ke tendanya di Lembah Eregli, dan menyebutkan bahwa "Mustafa
dapat datang dan menjelaskan semua permasalahan yang dituduhkan kepadanya;
tidak ada yang perlu ditakutan".

Mustafa hanya memiliki dua pilihan: ia datang kepada ayahnya dengan risiko
dibunuh; atau, bila ia menolak datang, ia akan dituduh berkhianat. Mustafa
akhirnya memilih untuk menghadap ayahnya dengan keyakinan bahwa pasukannya
akan melindungi dia. Busbecq, yang mengklaim mendapatkan keterangan dari
beberapa saksi, menggambarkan momen terakhir Mustafa. Ketika Mustafa memasuki
tenda ayahnya, salah seorang kasim Suleiman menyerangnya. Mustafa mencoba
bertahan namun kewalahan dengan banyaknya penyerang dan akhirnya tewas
dicekik menggunakan tali.

Jihangir meninggal beberapa bulan kemudian, konon disebabkan karena
kesedihan yang mendalam akibat kakak tirinya, Mustafa, tewas. Dua saudara
yang tersisa, Bayezid dan Selim, diberikan wilayah kekuasaan masing-masing.
Namun, dalam beberapa tahun, perang saudara pecah, keduanya didukung oleh
pasukan-pasukannya masing-masing.

Dengan bantuan dari pasukan ayahnya, Selim mengalahkan Beyezid di Konya pada
tahun 1559, menyebabkan Beyezid lari ke Persia bersama empat anaknya.
Dalam sebuah perjanjian, Suleiman meminta kepada Shah Persia untuk
mengekstradisi atau mengekeskusi Beyezid dengan imbalan sejumlah besar
emas. Shah akhirnya mengizinkan algojo dari Turki untuk mengeksekusi
Beyezid dan keempat anaknya pada tahun 1561, memuluskan jalan Selim ke
tampuk kekuasaan.

Pada tanggal 5 atau 6 September 1566, Suleiman, yang  ketika itu hendak
memimpin pasukan dalam ekspedisi ke Hongaria, meninggal dunia. Selim pun
menggantikan ayahnya memimpin Kesultanan.
___________________________________

Macam Peninggalan Sultan Sulaiman
___________________________________

Penaklukan yang dilancarkan Suleiman I, diikuti dengan perluasan wilayah
yang berlanjut hingga puncaknya pada tahun 1683.

* Peti mati dan mausoleum Suleiman yang terletak di Masjid Süleymaniye.






Ket :
Peti mati dan mausoleum Suleiman yang terletak di Masjid Süleymaniye.


Saat Suleiman wafat, Kesultanan Utsmaniyah telah menjadi salah satu kekuatan
yang disegani di dunia. Penaklukan yang dilakukan Suleiman menyebabkan
kesultanan menguasai kota-kota besar Islam seperti Mekah, Madinah, Yerusalem,
Damaskus, dan Baghdad; sebagian besar provinsi di Balkan (hingga mencapai
wilayah Kroasia dan Austria saat ini); serta sebagian besar Afrika Utara.
Tak pelak, Kesultanan Utsmaniyah dipandang sebagai ancaman bagi negara-negara
Eropa, Busbecq menuliskan: "Di sisi bangsa Turki ada seseorang yang menjadi
sumber kejayaan kekaisaran, dengan kekuatan tak terkalahkan, kemenangan yang
terus berulang, tekun dalam bekerja keras, memiliki semangat kesatuan,
disiplin, kecermatan, dan ketelitian... Bisakah kita meragukan hasilnya?...
Ketika Turki selesai berurusan dengan Persia, mereka akan terbang ke
tenggorokan kita dengan dukungan seluruh dunia Timur; dan lihatlah
betapa tidak siapnya kita."

* Türbe (makam) Sultan Süleyman di Masjid Süleymaniye.

Warisan Suleiman tidak terbatas pada bidang militer. Pengelana Perancis Jean


de Thévenot satu abad kemudian menyaksikan "basis pertanian yang kuat,
kesejahteraan menjadi petani, melimpahnya makanan pokok, dan keunggulan
organisasi pada pemerintahan Suleiman". Reformasi administratif dan undang-
undang yang memberinya gelar pemberi hukum memastikan keselamatan
Utsmaniyah berabad-abad setelah kematiannya.























Ket :
Turbe (makam) Sultan Süleyman di Masjid Süleymaniye.


Melalui perlindungan personalnya, Suleiman juga membawa masa keemasan bagi
Utsmaniyah, terutama dalam bidang arsitektur, sastra, seni, teologi, dan
filsafat. Kini pemandangan Bosporus dan kota-kota lain di Turki modern dan
bekas provinsi Utsmaniyah masih dihiasi oleh karya arsitek Mimar Sinan.
Masjid Süleymaniye, tempat bersemayamnya Suleiman dan Herenzaltan,
merupakan salah satunya.


* Masjid Sultan Suleiman di Mariupol, Ukraina.




















Ket :
Masjid Sultan Suleiman di Mariupol, Ukraina.


Sebuah masjid juga didirikan di Mariupol, Ukraina dan dinamai dari Suleiman.
Masjid ini didirikan oleh pebisnis Turki Salih Cihan, yang juga lahir di
Trabzon.
__________

Penutup
__________

Demikian gambaran kisahnya kaum muslimin muslimat, "kiranya sudah
cukup jelas bahwa serial ANTV yang berjudul 'King Sulaiman' bukanlah serial
yang menceritakan tentang Nabi Sulaiman, tapi tentang Sultan Sulaiman di
masa Bani Utsmaniyah".

Dan jika waktu anda terbagi, "Silahkan tonton serialnya di ANTV dari hari
Senin - Jum'at jam 21.30".

Wassalamu'alaikumwarhamatullahiwabarakatuh...!
____________________________________________________________________________
Cat . Sumber :
 http://id.wikipedia.org/wiki/Suleiman_I

Penjelasan mengenai "Klarifikasi" Serial "King Sulaiman" dapat juga 
anda perdalam lewat link. :
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/12/25/nh4zwo-ini-penjelasan-antv-soal-emking-suleimanem


    



No comments:

Post a Comment