Friday, June 7, 2013

LUMBUNG PADI / TALOBAT / OPUK / DAN PEMIMPIN

#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak status Pak Hidayat Hasibuan mengenai "Opuk" dalam
hubungannya dengn memilih Pemimpin)
Oleh : Rahmat Parlindungan Siregar
____________________________________________________________









______________

Pendahuluan
______________

Ilustasi Opuk / Talobat
Opuk adalah lumbung padi. tempat menyimpan
padi yang sudah kering selama setahun.
Karena dahulu di Madina itu menanam padi
sekali setahun.

Usai panen lahan sawah kemudian ditanami
dengan plawija. Ada yang bertanam jagung,
kacang tanah, kacang kuning dan lainnya.

(Horbo manarik padati sian saba an manaru
eme tu huta=pedati yang ditarik kerbau akan
mengangkut padi hasil panen ke kampung
kemudian disimpan di lumbung padi).

Hanya padi kering pilihan yang dimasukkan ke lumbung padi.
Sementara padi yang setengah rusak masih bisa digunakan untuk
makanan itik surati atau bebek peliharaan.
Padi yang sudah kosong = lapung akan dibiarkan membusuk di sawah
agar menjadi humus bersama jerami padi.

Demikian jugalah halnya pemangku adat di Mandailing dahulu kala.
Sangat selektif memberikan kepemimpinan. Hanya kepada orang-orang
yang terpuji dan teruji akhlaqnya diberikan kepemimpinan itu.







Mulai dari Ketua Kampung, Katua banjar dohot Katua na lainna hanya
diberikan kepada mereka yang teruji kemampuannya dan terpuji akhlaqnya.
Manusia lapung akan tersisih dengan sendirinya dalam seleksi alam.

Bahkan jika ingin coba-coba mengandalkan duit untuk menjadi katua,
dahulu kala bisa menjadi petaka bagi yang bersangkutan. Karena yang
bersangkutan akan menjadi musuh orang sekampung.

(*Mengenang kejayaan Madina masa silam sebagai Lumbung padi.
Dan mengenang idealisme rakyat Madina memilih pemimpin).

Demikian Hasibuan menurunkan statusnya kurang lebih seminggu
setelah postingan ini dipostingkan.

Yang penulis tangkap dari status ini adalah adanya suatu krtik
membangun, "Betapa  masyarakat Mandiling belum begitu bijak
dalam memilih peminpinnya. Dan bagi penulis ini cukup benar
mengingat adanya kasus Bupati Madina.

Dan kasus-kasus ini telah penulis ketahui lewat media TV dan
situs yang berlamat di http://www.merdeka.com/peristiwa/uang-suap-
untuk-bupati-madina-diduga-diambil-dari-bri.html
begitu juga dengan Bupati Tapsel lewat link http://apakabarsidimpuan.
com/2013/05/demo-tolak-eksekusi-lahan-pertapakan-kantor-bupati-tapsel/

Sehubungan dengan uraian di atas, "Bagaimana sebenarnya islam
meninjau masalah kepemimpinan ini" adalah pertanyaan bagi
penulis. Dan bagaimana hubungannya dengan kepemimpinan Bupati
Madinan dan Tapsel yang mana lewat dunia maya ini banyak
pemberitaannya yang negatif adalah sebagai isi dari tulisan ini.

Selamat menyimak dengan lagu pembuka tulisan :


_______________________________

Arti pemimpin / Kepemimpinan
_______________________________

Situs Blog Kabar Pendidikan lewat alamat http://www.majalahpendidikan. 
com/2011/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-islam.html
mengatakan :

Definisi kepemimpinan menurut Rost adalah
sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.

Menurut Danim kepemimpinan adalah setiap tindakan
yang dilakukan oleh individu untuk mengkoordinasi
dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain
yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Mengacu pada kedua defenisi diatas, penulis berpendapat keduanya punya unsur yang
sama yaitu sama-sama ingin mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.
_____________________________________

Kepemimpinan dalam tinjauan Islam
____________________________________

Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model
kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem
yang digunakan terdapat beberapa kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam
pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah
tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin
spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar kepemimpinan beliau adalah
keteladanan.

Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh
kepada para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang mempunyai
kepribadian yang sangat agung, hal ini seperti yang digambarkan
dalam al-Qur'an:

Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam
akhlak yang agung”. (Q. S. al-Qalam: 4)

Demikian tulis situs pendidikan tersebut. Selanjutnya dikatakan :

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah memang mempunyai
kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga dalam hal memimpin
dan memberikan teladan memang tidak lagi diragukan. Kepemimpinan
Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya
sebagai umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-Nya.

Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab
yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang
dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan
Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak
hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat
vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat.

Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi
merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus
diemban sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an
surat Al-Mu’minun:

Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)
dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka
Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di
dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)

Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya
agar dapat menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai
pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu
dijelaskan dalam Hadits berikut:

Artinya: Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai
pertanggung jawaban atas kepemimpinannya (H. R. Bukhori).








Di samping dalam hadits di atas Rasulullah juga mengingatkan pada Hadits
lain agar umatnya tidak menyia-nyiakan amanah, karena hal tersebut akan
membawa kehancuran. Penjelasan tersebut dijelaskan dalam Hadits beliau:

Artinya: “Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancuran.
(Waktu itu) ada seorang sahabat yang bertanya, apa (indikasi) menyia-
nyiakan amanah itu ya Rasul? Beliau menjawab: “Apabila suatu perkara
diserahkan orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”.
(H. R. Bukhori)

Dari penjelasan Al Qur’an surat al-Mukminun 8-11 dan kedua Hadits di
atas dapat diambil suatu benang merah bahwa dalam ajaran Islam seorang
pemimpin harus mempunyai sifat amanah, karena seorang pemimpin akan
diserahi tanggung jawab, jika pemimpin tidak memiliki sifat amanah,
tentu yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk
hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu, kepemimpinan sebaiknya tidak
dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai, tetapi justru dimaknai
sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban sebaik-baiknya.

Selain bersifat amanah seorang pemimpin harus mempunyai sifat yang adil.
Hal tersebut ditegaskan oleh Allah dalam firmannya:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum
di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan… (Q. S. al-Nahl: 90)

Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan
adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya, dengan
penuh tanggung jawab, profesional dan keikhlasan. Sebagai konsekuensinya
pemimpin harus mempunyai sifat amanah, profesional dan juga memiliki
sifat tanggung jawab. Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan untuk
bertindak, tetapi kewenangan melayani untuk mengayomi dan berbuat
seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah keteladanan dan kepeloporan dalam
bertindak yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanya akan
muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan
nilai-nilai keadilan.

Berikut video pendukungnya :


______________________________________________

Kepemimpinan Bupati Madina dan Bupati Tapsel
______________________________________________

Sebelum penulis lanjut, mari kita nikmati video  musik
berikut  ini :


________

Penutup
________

Demikian yang dapat disajikan lewat blog ini, kiranya info ini
memberi manfaat bagi kita semua baik kita sebagai pemilih pemimpin
maupun sebagai pemimpin.

Khusus sebagai pemilih pemimpin kabupaten. Kiranya kita lebih bijak
memilih, menseleksi pemimpin-pemimpin kita. Fakta telah berkata
pemimpin yang tak bijak cukup sering menimbulkan kerugian bagi
masyarakatnya dan bentuknya bukan saja kerugian moril tapi  cukup
sering juga kerugian material. Semoga...!

Wassalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh...!
_________________________________________________________
 Cat : Kepada pak Hidayat Hasibuan, penulis mengucapkan terimakasih
atas status FB nya dan mohon ijin untuk dimuat di blog ini.

No comments:

Post a Comment