Wednesday, June 19, 2013

"JADWAL IMSAKIYAH 1434 H PADANG SIDEMPUAN DAN SEKITARNYA"

#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak jadwal Imsakiyah dan macam info yang berhubungan
dengan waktu Imsak)
_____________________________________________________

Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!











Demikian Allah Swt berfirman mengenai "Puasa" dalam hubungannya
dengan bulan "Ramdhan". Sehubungan dengan hal itu pula, galeri
MSAD menyiapkan informasi pada pembacaya khususnya mengenai
"Jadwal Imsakiyah dan selukbeluknya".

Selamat menyimak...!

_______________________________________

Pengertian Imsak dan Seluk Beluknya
_______________________________________

Ketika menjalankan ibadah puasa, waktu
Subuh menandakan dimulainya ibadah puasa.
Untuk faktor "keamanan", ditetapkan waktu Imsak,
yang umumnya 5-10 menit menjelang waktu Subuh.

Demikian wikipedia menuliskannya. Sedangkan
situs dengan alamat
http://ciricara.com/2012/08/03/inilah-arti-imsak-
yang-sebenarnya/
Sebenarnya apa sih arti imsak itu?

Banyak yang menganggap bahwa
waktu imsak adalah 10 menit menjelang
adzan Subuh dan biasanya ditandai bunyi sirine dari masjid, radio,
ataupun televisi. Ternyata anggapan tersebut masih kurang tepat.
Imsak sebenarnya mempunyai arti menahan diri dari hal-hal yang
membatalkan puasa dari waktu Subuh hingga waktu Maghrib. Dengan kata
lain sebelum waktu adzan Subuh dikumandangkan, umat muslim masih
diperbolehkan untuk makan dan minum. Tapi tidak boleh lewat dari
waktu Subuh.

Jadi, ketika Anda bangun untuk makan sahur tapi waktu sudah sangat
dekat dengan waktu adzan subuh, dan radio, masjid, serta televisi
sudah menyatakan imsak, tidak usah khawatir. Karena sebenarnya Anda
masih punya waktu 10 menit lagi untuk makan sahur. Manfaatkanlah
waktu itu dengan makan dan minum. Pergunakanlah 10 menit itu untuk
makan sahur agar puasa di siang hari Anda tidak akan terasa berat.

Sabda Rasulullah SAW, “Senantiasalah umatku berada dalam kebaikan
(Puasa) selama mereka menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur.”
(HR. Imam Ahmad dari Abu Zarr)

Sedangkan situs "Pesantren virtu al.com" mengartikan imsak dari
segi pemakian kata "Syiyam", sbb :

Apabila kita mencoba untuk melihat akar kata al-Shiyâm dalam ayat
ini dengan kacamata etimologi, kita akan mendapatkan bahwa kata
ini berasal dari tiga komponen huruf, yaitu Shâd, Waw dan Mîm.
Dengan berpedoman pada tiga huruf inti ini, maka kata ini secara
umum akan berarti 'menahan diri untuk tidak melakukan suatu
perbuatan', atau dapat diungkapkan pula —dalam bahasa Arab—
dengan kata 'al-Imsâk'. Dengan demikian, dari sini kita dapat
mengetahui bahwa kata al-Shawm dapat diartikan juga dengan
al-Imsâk, karena batasan awal larangan untuk makan, minum dan
melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang
sedang berpuasa adalah pada suatu saat yang banyak kita kenal
dengan al-Imsâk itu.

_________________________________

Landasan-landasan waktu Imsak
_________________________________

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar.” (Qs. Al Baqarah: 187)

“Fajar ada dua macam: [Pertama] fajar diharamkan untuk makan
 dan dihalalkan untuk shalat (yaitu fajar shodiq, fajar
masuknya waktu shubuh, -pen) dan [Kedua] fajar yang
diharamkan untuk shalat (yaitu shalat shubuh) dan dihalalkan
untuk makan (yaitu fajar kadzib, fajar yang muncul sebelum
fajar shodiq, -pen).”(Diriwayatakan oleh Al Baihaqi dalam
Sunan Al Kubro no. 8024 dalam “Puasa”

Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan
minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.”
(HR. Bukhari no. 623 dalam Adzan, Bab “Adzan sebelum shubuh”
dan Muslim no. 1092, dalam Puasa, Bab “Penjelasan bahwa
mulainya berpuasa adalah mulai dari terbitnya fajar”).
Seorang periwayat hadits ini mengatakan bahwa Ibnu Ummi
Maktum adalah seorang yang buta dan beliau tidaklah
mengumandangkan adzan sampai ada yang memberitahukan
padanya “Waktu shubuh telah tiba, waktu shubuh
telah tiba.”

Sumber : http://www.jadwalsholat.org/jadwal-sholat-hari-ini#.UcD_x-ecuuk

Lainnya :

Dari Anas dari Zaid ibn Tsabit, ia bertanya,“ Kami bersahur 
bersama Rasulullah kemudian kami melaksanakan salat (Subuh). 
Saya bertanya,‘Berapa lama ukuran anatara sahur dan salat Subuh?‘. 
Nabi bersabda,‘Seukuran membaca lima puluh ayat al-Qur’an.‘[17]

_________________________

Sekilas Jadwal Imsakiyah
________________________

Dari hasil pengamatan (tahun 70-an) pada awalnya menurut hemat penulis
Jadwal Imsakiyah di Indonesia hanya diketahui secara umum berdasarkan
waktu Indonesia Bagian Barat, Tengah dan Timur.

Media semakin berkembang, jadwal Imsakiyahpun semakin memasyarakat
maka disekitar tahun (80-an) Jadwal Imsakiyahpun semakin lebih terperinci
diketahui, karena itu masyarakat tidak lagi mengetahui berdasarkan WIB,
tapi sudah mengetahui berdasarkan  tingkat propinsi dalam waktu (WIB).
Dan ini diketahui lewat istilah, "Waktu Medan dan Sekitarnya".

Teknologipun semakin maju, jadwal Imsakiyah tidak lagi  haya dietahui
berdasarkan tingkat propinsi tapi sudah dapat diketahui berdasarkan
tingkat Kabupaten dan dapat di buat sendiri lagi.

Berikut jadwal Imsakiyah waktu Tapanuli Selatan yang penulis buat
sendiri lewat link : http://www.rukyatulhilal.org/imsakiyah/




Selain link diatas, masih ada juga tempat pembuatan lainnya
yaitu : http://www.al-habib.info/jadwal-shalat/imsakiyah-ramadhan.htm
________________________________

Tanya Jawab Seputar Waktu Imsak
________________________________

Berikut info tanya jawab seputar waktu Imsak lewat link :
http://www.pesantrenvirtual.com/tanya/366.shtml
Pertanyaan:

Assalamualaikum wr.wb

Saya masih bingung mengenai saat waktu imsak. Mana yang
sebenarnya paling benar:

1. Sesuai dengan yang ditetapkan oleh departemen Agama
2. Saat mulai azan Subuh
3. Saat timbul cahaya merah di langit (yang membedakan
terang dan gelap)

Karena sampai saat ini saya masih sering berdebat. Karena
patokan saya adalah yang no. 3. Dimana ada benang yang
membedakan antara terang dan gelap di langit.


Terima kasih
Wasalam,
________________________

Jawaban:

Wa'alaikumussalam Wr. Wb.

Firman Allah:

"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan isteri-
isteri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian
bagi mereka. Allah mengetahui bahwasannya kamu tidak dapat menahan
nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu.
Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan
Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam,
(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf
dalam mesjid. Itulah larangang Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya
mereka bertaqwa". (QS. 2:187).

HR. Bukhari:

Dari Sahl bin Sa'd, ia mengatakan: "diturunkan oleh Allah ayat
" .. dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam" dan belum diturnkan kalimat "yaitu fajar [minal fajr]",
maka masyarakat kalau ingin melaksanakan puasa, salah satu diantara
mereka mengaitkan benang putih dan benang hitam, dan mereka meneruskan
makan hingga terang bagi mereka keduanya. Lalu Allah menurunkan kalimat
"minal fajr, yaitu fajar", maka mereka tahu, bahwa yang dimaksud
adalah malam dan siang.

HR. Turmudzi:

Dari Samurah bin Jundub ra, ia mengatakan: RasululLah SAW mengatakan:
Janganlah adzan Bilal melerai sahur kalian, dan juga fajar yang
memanjang, akan tetapi [yang melerai adalah] fajar yang menyebar di ufuk.

HR. Bukhari:

Dari Abdullah bin Mas'ud, dari Nabi SAW, ia mengatakan: Janganlah adzan
Bilal mencegah salah satu di antara kalian dari makan sahurnya , karena
ia mengumandangkan adzan di tengah malam, untuk mengingatkan di antara
kalian yang bangun dan untuk membangunkan di antara kalian yang tidur.

HR. Bukhari:

Dari 'Aisyah ra, dari Nabi SAW, ia mengatakan: "Sesungguhnya Bilal
mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah, hingga
Ibn Ummi Maktum mengumandangkan adzan.

Dari nash-nash di atas, ada beberapa kesimpulan sebagai berikut:


[1] Waktu berakhirnya sahur [mulai berpuasa] adalah terbitnya fajar
yang menyebar di ufuk, yang dalam fikih disebut sebagai "fajar shadiq",
bukan fajar yang memanjang vertikal, yang dalam fikih dinamai "fajar kadzib".

Fajar kadzib adalah terangnya ufuk secara vertikal, yang beberapa menit
kemudian diikuti oleh kegelapan kembali. Sementara fajar shadiq adalah
fajar yang semakin lama semakin terang hingga matahari terbit.

[2] Sebelum turun kalimat "minal fajr, [yaitu fajar]", sebagian sahabat
ada yang mengira, bahwa yang dimaksud dari ayat di muka adalah terangnya
pagi hingga tampak jelas perbedaan antara benang putih dan benang hitam.
Baru setelah turunnya kalimat tsb, mereka mengerti bahwa yang dimaksud
adalah terbitnya fajar. Jadi sejak terbitnya fajar, puasa telah dimulai.

[3] Pada masa Nabi SAW, ada dua adzan yang dikumandangkan di pagi buta.
Pertama adzannya Bilal ra. sebelum terbit fajar, untuk membangunkan mereka
yang tidur, dan untuk mengingatkan mereka yang telah bangun akan dekatnya
fajar. Karena itu, Nabi memberitahukan kepada para sahabat, bahwa adzan
Bilal tidak untuk mengumandangkan datangnya subuh atau terbitnya fajar,
dus, tidak merupakan peringatan mulainya berpuasa.
"Janganlah adzan Bilal melerai sahur kalian".

Adzan kedua adalah adzannya Ibnu Ummi Maktum, yang dikumandangkan saat
terbitnya fajar. Dan ini adalah waktu di mulainya berpuasa.

[4] Fajar kadzib dan fajar shadiq adalah gejala alam seperti halnya
terbitnya mega merah di ufuk barat [pertanda waktu Maghrib], condongnya
matahari ke barat [pertanda waktu Dzuhur], dan gejala-gejala alam lainnya.
Gejala-gejala alam ini, sejak lama sekali telah dapat diketahui melalui
ilmu falak [astronomi], sehingga untuk mengetahuinya tidak perlu melalui
pengamatan alam secara langsung. Fajar misalnya, untuk mengetahuinya
tidak perlu kita keluar ke alam bebas, kemudian mengamatinya dengan
mata telanjang, akan tetapi cukup dengan memanfaatkan kemajuan di
bidang astronomi.

Karena itu, penentuan waktu salat kita, dan juga waktu imsak puasa kita,
selama ini secara keseluruhan memakai standar ilmu falak, bukan melalui
pengamatan alam secara langsung. Dan pada kenyataannya, penentuan ini
lebih akurat dan lebih bisa dipertanggungjawabkan ketimbang pengamatan
secara langsung tsb.

[5] Ilmu Falak yang banyak berkembang di penanggalan kita masih bersifat
"taqdiry", atau bersifat perkiraan, belum mampu menetapkan waktu dengan
keakuratan 100 %. Masih terdapat keragu-raguan sekitar satu hingga dua
menitan dari waku faktualnya. Karena itu, dalam penanggalan yang banyak
berkembang di negara kita, terdapat waktu "ihtiyath", waktu preventif
atau jaga-jaga. Misalnya, waktu dzuhur: sesuai dengan ketentuan ilmu
falak yang ada, adalah jam 12:00. Akan tetapi karena keakuratannya
belum mampu mancapai 100 %, maka dalam penanggalan ditambahi lima menit.
Jadi yang tercatat dalam penanggalan adalah 12:05, dengan asumsi ada
waktu preventif 5 menit. Begitu pula waktu-waktu salat lainnya, ada
penambahan antara tiga hingga lima menit dalam catatan di penanggalan.

[6] Dengan asumsi waktu preventif 5 menit, maka waktu subuh [terbitnya
fajar] yang mestinya jatuh pada jam 4:30 [misalnya], menjadi jatuh pada
jam 4:35 dalam pencatatan di penanggalan. Waktu yang sama, yakni terbitnya
 fajar, jika digunakan untuk menentukan mulainya berpuasa, maka akan
terjadi pengajuan jam, dari jam 4:30 menjadi 4:20, dengan asumsi waktu
preventif imsak 10 menit. Kalau waktu preventifnya adalah lima menit,
maka waktu imsak sebagaimana dalam penanggalan adalah 4:25.

Dengan menghitung dua waktu preventif sekaligus, yakni preventif subuh
dan preventif imsak, maka bisa dimengerti kalau jarak antara waktu imsak
dan adzan subuh adalah 10 hingga 15 menit. Secara teoritik, mestinya waktu
subuh dan waktu imsak adalah sama, yakni terbitnya fajar shadiq, akan
tetapi dalam kenyataan yang tertulis dalam penanggalan bisa terpaut
antara 10 hingga 15 menit.

Dengan melihat keterangan-keteranan ini, sebaiknya dalam berimsak mengikuti
penanggalan yang ada. Akan tetapi jika terpaksa, bisa saja meneruskan
makan dan minum hingga mendekati adzan subuh sekitar 5 menitan.

Demikian, semoga membantu.

Abdul Ghofur Maimoen
_________

Penutup
_________

Demikian info sekitar Imsakiyah yang dapat disampaikan lewat blog
"Galeri MSAD Sipirok Masholi". Semoga info dapat menguatkan
pengetahuan pembaca. "Selamat datang bulan penuh berkah
Ramadhan 1434 H".



Wassalmu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

 
_____________________________________________
Cat :

No comments:

Post a Comment