Friday, January 31, 2014

Bunu Diri Dalam Tinjauan Islam

#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak info sekitar bunu diri dalam pandangan Islam)
_________________________________________________________











_______________

Kata Pemgantar
_______________

Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Postingan ini adalah pendalaman dari link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/01/bunu-diri-suicidium.html
yang mana lewat link tersebut dapat diketahui data atau
angka-angka mengenai bunu diri pada tingkat dunia dan
Nusantara.

Sedangkan link yang ini :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/01/bunu-diri-mate-di-sumatra-utara-dalam.html
adalah link yang coba melihat, Bagaimana tindakan bunu
diri dilihat dari sisi budaya batak, mengingat cukup
banyak (lebih dari satu) juga orang batak itu khususnya
yang tinggal di Sumatra Utara melakukan bunu diri.

Nah...!

"Bagaimana dengan Bunu diri dalam tinjauan Islam...?"
adalah isi dari postingan ini dan penulis mengambil
jawabannya daridua sumber situs, sebelum penulis
menutup atau menyimpulkannya.

Untuk kegairahan dalam membaca sekaligus mememudahkan
dalam mengambil point-point pentingnya, maka postingan
ini pun "Disenikan dikit" lewat tampilan gambar interior
eksterior MSAD Sipirok Masholi.

Semoga info memberimanfaat dan...
Selamat menyimak...!
_____________________________________________________

Sumber :
http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa4882
_____________________________________________________


Pertanyaan :

Bagaimana hukum bunuh diri itu dalam pandangan Islam?
Setelah melalui masa yang cukup lama dari kegagalan kisah
asmara, saya benar-benar kehilangan motivasi untuk hidup.
Apakah tanpa mencelakai seseorang dan tanpa hiruk pikuk
dan dengan rekayasa sebuah kematian wajar (untuk menjaga
kehormatan keluarga) saya dapat meninggalkan dunia ini?

Jawaban Global

Sudah barang tentu bahwa kesedihan dan kegagalan terkadang
datang menyapa kehidupan setiap manusia. Kedua hal ini membuat
dunia terlihat buram dan suram dalam pandangan manusia.

Dalam kondisi seperti ini manusia terdiri dari dua jenis:
Sebagian menjadi terhormat dari kepungan prahara dan kemelut
kehidupan. Dengan berbagai kemelut, kesulitan dan bertawakkal
kepada Allah Swt, mereka memulai kehidupan yang lebih
konstruktif.

Namun sebagai tandingannya, terdapat sebagian orang yang
tunduk kalah terhadap berbagai kesulitan ini dan mengisolir
dirinya atau lebih buruk lagi melakukan tindakan bunuh diri.

Apabila manusia mengenal logika Islam bahwa kematian
bukanlah ujung perjalanan melainkan awal perjalanan tanpa
ujung dan batas. Karena itu bunuh diri sama sekali tidak
akan membantu manusia menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya .

Di samping itu, tiada satu pun, termasuk berbagai kesulitan
hidup, yang berharga di dunia ini yang melebihi harga jiwa
yang direnggutnya dengan bunuh diri .

Dalam pandangan Islam, pemilik segala sesuatu termasuk manusia
adalah Tuhan. Dialah yang memiliki hak untuk mengelola dan
menguasai alam semesta dan manusia. Apabila Dia mengizinkan
maka manusia dibolehkan menguasainya dan apabila Dia tidak
mengizinkan maka manusia tidak boleh menguasainya.

Diantara hal tersebut adalah membunuh manusia.
Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan antara bunuh diri
dan pembunuhan lainnya (dalam membunuh orang), karena
tindakan ini sama-sama telah mengambil hak hidup (dari
dirinya atau dari orang lain). Allah Swt memperingatkan
manusia dalam masalah ini dengan firman-Nya,

“ Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Isra’il bahwa barang siapa membunuh seorang manusia,
bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan
karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia
telah membunuh manusia seluruhnya. ” (Qs. Al-Maidah [5]:32)

Hidup dan mati seseorang, meski tidak sama persis dengan
hidup dan mati masyarakat, namun memiliki kesamaan. Karena
itu, apabila tidak terdapat izin Tuhan, maka melakukan
perbuatan itu termasuk sebagai perbuatan haram dan dosa
besar.

Diri ini tidak ada bedanya dengan yang lain atau dirinya
dan manusia yang melakukan bunuh diri.

Imam Baqir As bersabda, “Musibah apa pun yang menimpanya
atau kematian apa pun modelnya yang dialami oleh insan
beriman, namun ia tidak akan bunuh diri.”













Imam Shadiq As bersabda tentang akibat perbuatan bunuh diri,
“Barang siapa yang melakukan tindakan bunuh diri maka ia
akan kekal selamanya di neraka jahannam.”

Kedua riwayat ini dan contoh-contoh riwayat lainnya
menunjukkan konfrontasi keras Islam terhadap perbuatan
tercela ini.

Karena itu, jangan pernah memandang bahwa bunuh diri dapat
dijadikan sebagai satu solusi dan jalan keluar. Meski orang
lain tidak mengetahui hal ini dan kematian Anda nampak sangat
wajar, namun sejatinya di sisi Allah Swt, tiada sesuatu yang
tersembunyi. Yakinlah apabila Anda melangkahkan kaki di jalan
yang tepat maka dalam tempo yang tidak terlalu lama Anda akan
dapat menarik perhatian orang lain dan akan menjadi kehormatan
bagi keluarga.












Beberapa nasihat untuk direnungkan :

1. Cobalah bina dan kuatkan daya iman Anda dengan menggunakan
   beberapa cara.
2. Duduklah bersama orang-orang yang aktif, giat, optimis dan
   petiklah inspirasi dari mereka.
3. Jauhkanlah pikiran-pikiran negatif.
4. Jalinlah hubungan dengan lembaga-lembaga bimbingan dan
   penyuluhan dalam masalah ini.
_________________________________________________

Sumber :
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/01/hukum-bunuh-diri-menurut-pandangan_26.html
_________________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini sering kita menemui kasus bunuh diri,baik
dari lingkungan sekitar,media televisi,surat kabar dan
lain-lain.Sehingga dalam makalah ini,kami akan mengupas
tentang salah satu masalah fiqih kontemporer  yakni
”Bunuh diri dan Euthanasia”.Semoga dengan paparan makalah
ini kita dapat mengambil hikmahnya.

Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah SWT, adalah tuhan yang
menganugerahkan hidup dan menentukan mati. Diantaranya:
Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan
diantara kamu ada yagn dikembalikan kepada umur yang paling
lemah (pikun) supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
lagi maha kuasa (Q.S. Al-Nhal, 16: 70).

BAB II

PEMBAHASAN

HUKUM BUNUH DIRI MENURUT PANDANGAN AJARAN ISLAM

A. Bunuh diri

Orang yang nekad bunuh diri, biasanya karena putus asa
diantara penyebabnya adalah penderitaan hidup. Ada orang
yang menderita fisiknya (jasmaninya), karena memikirkan
sesuap nasi untuk diri dan keluarganya.

Keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari tidak terpenuhi,
apalagi pada jaman sekarang ini, pengeluaran lebih besar
dari pemasukan.

Adapula orang yang menderita batinnya yang bertakibat
patah hati, hidup tiodak bergairah, masa depannya keliatan
siuram, tidak bercahaya. Batinnya kosong dari cahaya iman
dan berganti dengan kegelapan yang menakutkan. Penderitaan
kelompok kedua ini, belum tentu karena tidak punya uang,
tidak punya kedudukan, dan tidak punya nama, karena semua itu
belum tentu dan ada kalanya tidak dapat membahagiakan
seseorang, pada media masa kita baca ada jutawan, artis dan
ada tokoh yang memilih mati untuk mengakhiri penderitaanya
itu, apakah penderitaan jasmani atau penderitaan batin.

Kalau kita perhatikan, mak tampak jelas, baik kelompok
pertama maupun kedua, sama-sama tidak mampu menghadapi
kenyataan dalam hidup ini. Mereka tidak mampu menghayati
dalam memahami, bahwa dunia ini dengan segala isinya adalah
pemberian Allah dan pinjaman yang akan dikembalikan, dan
suka dukapun silih berganti dalam menghadapinya.

Hidup dan mati itu ada ditangan Allah SWT dan merupakan
karunia dan wewenang Allah SWT, maka Islam melarang orang
melakuakn pembunuhan, baik terhadap orang lain (kecuali,
dengan alasan yang dibenarkan oleh agama) maupun terhadap
dirinya sendiri (bunuh diri) dengan alasan apapun.

B. Motif bunuh diri

Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab
akibat (ini adalah sistematika). Dalam hubungan sebab akibat
ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang
disebut motif.

Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun
menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan :

1.Dilanda keputusasaan dan depresi
2.Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
3.Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila)
4.Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
5.Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.

Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam
masyarakat, yaitu :

1. egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
2. altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan
   orang lain), dan
3. anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam
   kondisi kebingungan).
__________________________________________________

C. Dalil-dalil syar’i yang melarang bunuh diri
__________________________________________________

1. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
(An-Nisa' : 29)












2. "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena
bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka
tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)."
(QS. Al-Kahfi ; 6)

3.(Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw.,
bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam,
maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan
tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan
siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya
pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-
lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan
diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula
nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.”













4.(Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, dari Nabi saw.,
sabdanya : “Tidak wajib bagi seseorang melaksanakan nazar
apabila dia tidak sanggup melaksanakannya. “Mengutuk orang
Mu’min sama halnya dengan membunuhnya.” “Mengadakan tuduhan
bohong atau sumpah palsu untuk menambah kekayaannya dengan
menguasai harta orang lain, maka Allah tidak akan menambah
baginya, bahkan akan mengurangi hartanya.”

5. (Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra,
katanya Nabi saw., sabdanya : “Siapa yang bersumpah menurut
cara suatu agama selain Islam, baik sumpahnya itu dusta
maupun sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya
sendiri. “Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah
akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.”

6. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya : “Kami
ikut perang bersama-sama Rasulullah saw., dalam perang
Hunain. Rasulullah saw., berkata kepada seorang laki-laki
yang mengaku Islam, “Orang ini penghuni neraka.” Ketika kami
berperang, orang itu pun ikut berperang dengan gagah berani,
sehingga dia terluka.

Maka dilaporkan orang hal itu kepada Rasulullah saw., katanya
“Orang yang tadi anda katakan penghuni neraka, ternyata dia
berperang dengan gagah berani dan sekarang dia tewas.” Jawab
Nabi saw., “Dia ke neraka.” Hampir saja sebahagian kaum
muslimin menjadi ragu-ragu. Ketika mereka sedang dalam keadaan
demikian, tiba-tiba diterima berita bahwa dia belum mati,
tetapi luka parah. Apabila malam telah tiba, orang itu tidak
sabar menahan sakit karena lukanya itu. Lalu dia bunuh diri.
Peristiwa itu dilaporkan orang pula kepada Nabi saw. Nabi saw.,
bersabda, :

“Kemudian beliau memerintahkan Bilal supaya menyiarkan
kepada orang banyak, bahwa tidak akan dapat masuk surga
melainkan orang muslim (orang yang tunduk patuh).

7.(Shahih Muslim) Dari Syaiban ra., katanya dia
mendengar Hasan ra, bercerita : “Masa dulu, ada seorang
laki-laki keluar bisul. Ketika ia tidak dapat lagi menahan
sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak panah, menyebabkan
darah banyak keluar sehingga ia meninggal.

Lalu TuhanMu berfirman :
Aku haramkan baginya surga.” (Karena dia sengaja bunuh diri.)
Kemudian Hasan menunjuk ke masjid sambil berkata, “Demi Allah!
Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari Rasulullah saw.,
di dalam masjid ini.”














8. Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Telah berkata: Abu Bakar
Ibn Arabi: "Didalamnya tidak ada hadits shahih dan tidak pula
hadits hasan. Sedangkan Ibnul Jauzi telah Bunuh diri adalah
telah menjelaskan bahwa orang yang bunuh diri suatu dosa besar.

"Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, lalu membunuh dirinya,
maka ia berada didalam neraka Jahannam meluncur didalamnya
dengan kekal selama-lamanya didalamnya, barangsiapa meminum
racun lalu membunuh dirinya, maka racun itu berada ditangannya,
ia selalu meminumnya didalam neraka Jahannam kekal selama-
lamanya didalamnya, dan barangsiapa membunuh dirinya dengan
sebuah besi, maka besinya berada ditangannya, ia akan menusuk-
nusukkannya di perutnya didalam neraka Jahannam dengan kekal
selama-lamanya didalamnya." (HR. Bukhari 5442, Muslim 109)

Tidak Segala diragukan lagi bahwa segala sesuatu ada dengan
takdir Allah  sesuatu yang terjadi dialam ini dari kebaikan dan
keburukan, maka ia , pengaturan dan kehendak-Nya, karena tidak
terjadi dengan takdir Allah  ada lagi Penguasa, Pemilik dan
Pengatur alam ini selain Dia. Akan , maka tidak boleh?tetapi
sesuatu yang menyalahi hukum syariat Allah  dibenarkan dengan
alasan takdir.

KESIMPULAN

Penyebab utama terjadinya diri dimasyarakat adalah karena
kurang iman dan kurang percaya pada diri sendiri. Karena itu
untuk menangkalnya harus diintensifkan pendidikan agama sejak
masa kanak-kanak dan ditingkatkan ukuwah Islamiyah kepada seluruh
lapisan masyarakat Islam guna peningkatan iman, ibadah,
dan takwanya kepada Allah yang maha kuasa.













Bunuh diri pada hakikatnya adalah pencabutan nyawa seseorang
yang menderita penyakit parah atas dasar permintaan kepentingan
orang itu sendiri, walaupun eutanasia jelas-jelas dapat mengakhiri
rasa sakit dan penderitaan orang yang sakit keras di dunia tetapi
masalah yang dihadapi orang ini akan berlanjut diakhirat,
karena dia dikeluarkan dari kelompok penghuni surga.
_________

Penutup
_________

Dengan demikian perbuatan "Bunuh Diri" adalah suatu dosa besar.
Dan bagaimana cara bunuh dirinya dan cara itu pula yang kelak
akan dilakukan berulang-ulang di neraka jahannam.





Dan untuk dapat terhindar atau terpancing pada keinginan
bunu diri ini, mari sama kita hindari jadi "Jolma na lenong"
seperti kta Hj. Farida dalam lagunya yang berjudul, "Jaman
Sonnari".



Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
________________________________________________
Cat :

No comments:

Post a Comment