Thursday, September 12, 2013

Masjid Muhammmad Cheng Ho

#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak Masjid Muhammmad Cheng Ho di Surabaya)
___________________________________________________









Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

Tulisan ini adalah kelanjutan dari alamat
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/09/cheng-ho-
kasim-muslim-dari-tiongkok.html
yang berisi macam informasi mengenai siapa Cheng Ho dalam
hubungannya dengan 7 pelayaran ke samudra Barat (Malaka/
Indonesia).

Karena cerita mengenai beliau memang cukup panjang maka penulis
memisahkan topik ini dan mempostinya di galeri MSAD Sipirok
Mashali ini pula.

Berikut uraiannya :
_________________________________

Sekilas tentang Masjid Chengho
_________________________________


























1. Tentang Masjid Muhammad Cheng Ho - Surabaya bagaimana pula...?
Masjid Muhammad Cheng Ho Indonesia atau lebih dikenal dengan nama
Masjid Cheng Ho Surabaya adalah masjid pertama di Indonesia yang
dibangun dengan arsitektur Tiongkok, mirip sekali dengan kelenteng
dan bangunan bangunan penting lain nya di Tiongkok.

Masjid Cheng Ho Surabaya ini digagas dan didirikan atas prakarsa 
HMY Bambang Sujianto ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia
dan para sesepuh, penasehat, pengurus PITI (Pembina Iman Tauhid
Islam atau sebelumnya dikenal dengan Persatuan Islam Thionghoa
Indonesia) Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.

Masjid Chengho Surabaya ini mendapatkan Rekor MURI sebagai
“Pemrakarsa dan Pembuat Masjid Berasitektur Tiongkok Pertama
di Indonesia”.

2. Dimana alamat lengkap masjid tersebut...?



















Berada di bagian belakang gedung serbaguna PITI Jawa Timur di
Jalan Gading Nomor 2, Ketabang, Genteng, Surabaya.
Atau berada di belakang Komplek Taman Makam Pahlawan Kusuma
Bangsa, Surabaya.

3. Kapan dibangunnya...?

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Cheng Ho Surabaya
dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2001 bertepatan dengan
peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Proses pembangunannya dimulai pada tanggal 10 Maret 2002 dan
rampung  keseluruhan dan sudah dapat dipakai sejak tanggal
13 Oktober 2002.

Sebagaimana tertulis di prasasti pembangunan di depan masjid,
Masjid Cheng Ho Surabaya diresmikan oleh Menteri Agama Republik
Indonesia Prof. Dr. Said Agil Husain Al-Munawar, MA. pada
tanggal 28 Mei 2003.

4. Mengapa disebut Masjid Cheng Ho...?

Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho,
Laksamana asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di
kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin
persahabatan, juga menyebarkan agama Islam.

Pada abad ke 15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang
Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama
Islam, terutama di pulau Jawa.

Kemudian Laksamana Cheng Ho atau Admiral Zhang Hee atau Sam Poo Kong
atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang
dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang.

Selain itu dia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi
Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.

5. Bagaimana gambaran Arsitektur Masjid Cheng Ho tersebut...?





















Sepintas lalu Masjid Cheng Ho Surabaya memang mirip kelenteng, rumah
ibadah umat Tri Dharma. Dengan dominasi warna merah, hijau, dan
kuning. Ornamennya kental nuansa Tiongkok lama.

Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda. Ditambah relief naga dan
patung singa dari lilin. Bila dilihat lebih dekat, ada lafaz
''Allah'' dalam huruf Arab di puncak pagoda menunjukkan bangunan
ini adalah masjid, lengkap dengan beduk di sisi kiri bangunan.

Masjid ini dibangun di atas tanah 3.070 meter persegi dan ukuran
keseluruhan masjid tidak terlalu besar hanya sekitar 200 meter
persegi.

Perpaduan gaya Tiongkok dan Arab memang menjadi ciri khas masjid
Muhammad Cheng Ho Indonesia. Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami
Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing yang dibangun pada 996 Masehi.

Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atap utama, dan mahkota
masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah dan
budaya lokal Jawa.

Arsiteknya Ir. Aziz Johan (anggota PITI asal Bojonegoro) serta
didukung tim teknis, HS willy Pangestu, Donny Asalim SH, Ir Tony
Bagyo, dan Ir Rahmat Kurnia.

 






Mahkota pada ujung atap lebih condong pada gaya arsitektur Hindu-Jawa.
Tatanan atap Masjid Cheng Ho berbentuk segi delapan (pat kwa) yang
memiliki Makna "keberuntungan" atau "kejayaan" menurut numorologi
Tiongkok kuno.

Hitungan atau angka pada bangunan masjid semuanya punya makna.
Bangunan utama seluas 11 x 9 meter. Angka 11 sebagai ukuran
Ka'bah pada awal pembangunannya dan angka 9 merupakan simbol
Wali Songo penyebar agama Islam di tanah Jawa.

Masjid Cheng Ho memiliki kolom sederhana dan dinding dilapisi
keramik bermotif batu bata. Di beberapa bagian dihadirkan ornamen
horizontal berwarna hijau tua dan biru muda.

Pewarnaan itu diulang juga pada bentukan kuda-kuda yang dibiarkan
telanjang pada bagian interior.

Ada juga bukaan lengkung pada dinding, ciri khas arsitektur India
dan Arab. Pada bagian dalam masjid, terdapat podium. Di Tiongkok,
podium ini dimaksudkan guna menghindari kelembapan.

Podium Masjid Cheng Ho dibagi dua, tinggi dan rendah. Podium yang
lebih tinggi terletak pada bangunan utama. Sedangkan yang rendah
berada di sayap kanan dan kiri bagian utama masjid.

Papan nama masjid ini cukup istimewa, karena hadiah langsung dari
Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Shu Ming.

Pada sisi utara masjid terdapat relief Muhammad Cheng Hoo bersama
armada kapal yang digunakannya dalam mengarungi Samudera Hindia.

Relief ini memiliki pesan kepada muslim Tionghoa di Indonesia pada
khususnya agar tidak risih dan sombong sebagai orang Islam.

Orang Tionghoa menjalankan ajaran Islam bukanlah merupakan hal yang
aneh atau luar biasa. Hal itu adalah wajar, karena 600 tahun yang
lalu pun sudah ada laksamana Tionghoa yang taat menjalankan ajaran
Islam bernama Muhammad Cheng Hoo. Beliau juga turut mensyi'arkan
agama Islam di Indonesia.

6. Bagaimana masjid ini di resmikan...?






















6. Bagaimana Kegiatan sehari-hari Masjid Muhammad Cheng Ho...?

Fasilitas yang ada di dalam kompleks Masjid Muhammad Cheng Hoo antara
lain: kantor, sekolah TK, lapangan olah raga, kelas kursus bahasa
mandarin dan kantin.

Fasilitas tersebut disediakan demi kenyamanan beribadah dan untuk
mempererat tali silaturahmi sesama umat. Selain itu banyak juga
kegiatan sosial yang diselenggarakan PITI mengambil tempat di
kompleks masjid ini, beberapa diantaranya: distribusi sembako
murah, donor darah, serta pengobatan akupunktur.

Masjid ini dikelola PITI Korwil Jawa Timur dan Yayasan Haji
Muhammad Cheng Ho Indonesia. Berbagai kegiatan keagamaan
dilaksanakan di masjid ini, seperti pengajian, tablig akbar,
atau majelis taklim. Kegiatan perayaan hari-hari keagamaan Islam
seperti Idul Fitri atau Idul Qurban pun dipusatkan di masjid ini.
Kadang halaman digunakan untuk acara resepsi pernikahan dengan
latar belakang bangunan masjid.

Hampir setiap pekan di masjid ini, biasanya setelah salat Jumat,
dua-tiga warga keturunan Tionghoa mengucapkan syahadatain (dua
kalimat syahadat) sebagai tanda masuk agama Islam.

Video Pendukung :





__________

Penutup
__________

Mangacu pada uraian di atas dan uraian pada link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/09/cheng-ho-
kasim-muslim-dari-tiongkok.html

maka tahulah kita, kasim muslim Laksamana Chengho adalah salah
satu ummat muslim yang mengadakan perjalanan yang jauh melalui
7 pelayaran jelajahnya ke Samudra Barat (Malaka / Indonesia).

Dan dalam perjalanan jauhnya ini, sebagai seorang muslim beliapun
pernah sampai ke pulau Sumatra dan Jawa. Khusus untuk pulau jawa,
para saudara kita dari Surabaya rupanya telah membangun masjid
dengan menggunakan nama beliau.

Kiranya keberadaan masjid ini dapat nian lebih meningkatkan
ketaata ummat muslim beribadat, khsusnya pula para ummat
muslim kita yang punya hubungan saudara dengan tiongkok atau
Cina.

Negeri Cina sendiripun, sesungguhnya sudah dikenal ummat muslim
jauh sebelum Cheng HO mengadakan pelayaran tersebut dan kita
tentunya merasa salut untuk mereka, "Tuntutlah ilmu itu walau
kenegeri Cina sekalipun" demkian pengajaran dalam ummat muslim
betapa pentingnya ilmu.

Nur Asia h Jamil lewat lagu yang berjudul, "Jauh Berjalan"
mngingatkan kita juga suatu pribahasa yang mengajak ummat
muslim untuk bertaqwa.

Pribahasa agar bertakwa :

Jauh berjalan banyak di lihat
lama hidup banyak di rasa
Sebaik-baik umur
taat ibadah



Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
_______________________________________________
Cat. Sumber  :
http://tian-mbojo.blogspot.com/2012/04/sekilas-tentang-masjid-muhammad-cheng.html

No comments:

Post a Comment