Wednesday, November 6, 2013

Hijrah : Memahami istilah "Hijrah" dalam agama Islam


#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Belajar memahami istilah Hizrah dalam hubungannya dengan
nama Tahun, jihad, hijrahnya kaum Muhajirin dan Anshor serta
peningkatan keimanan dan ketaqwaan pada Allah Swt)
_________________________________________________________









________________

Kata Pengantar
________________

Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh...!

"Hijrah" adalah salah satu kata dalam Islam yang menurut hemat
penulis mempunyai arti yang cukup luas. Karena itu gambaran
hijrah inipun dalam Alqur'an sangat banyak.

Demikian gambaran singkat penulis, mengenai "Hijrah' dari hasil
belajar pada malam hari ini lewat macam websait islam.

Untuk mengisi info-info keagaman pada galeri MSASD ini, maka penulis
mohon ijin untuk menyampaikan hasil belajar ini pada pembacanya.

Selamat menyimak...!
______________________________________________

Hijrah sebagai Nama Tahun Dalam Agama Islam
______________________________________________

Dapat diketahui lewat link :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriyah
_______________________________________________________________

Hijrah sebagai gambaran bersedianya seseorang yang beriman berjihad
dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah Swt
_______________________________________________________________

Berikut firman Allah Swt dalam Qur'an surat Al-Anfal 72-75 yang
artinya sebagai berikut :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin),
mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang
yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun
atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika
mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka
kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada
perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.
Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad
bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang
mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya
(daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”. (QS Al-Anfal: 72-75)

Yang penulis pahami dari firman diatas adalah :

1. Orang-orang muslim itu terbagi dua jika dilihat dari sisi apakah
   telah berhijrah atau tidak (berjihad dengan harta dan jiwanya).

2. Orang-orang muslim itu terbagi dua juga jika kita lihat dari sisi
   orang muslim lainnya yang bersedia menolong atau tidak

3. Bagi seorang muslim yang telah berhijrah (berjihad dengan harta dan
   jiwanya), dan dalam berhijrah ini (orang-orang Muhajirin) para
   kaum muslimin lainnya ada yang bersedia memberi pertolongan, maka
   mereka itulah yang disebut ora-orang yang benar-benar beriman.

4. Sedangkan bagi para kaum muslimin yang belum berhijrah (belum
   berjihad dengan harta dan jiwanya), maka bagi para kaum muslimin
   lainnya yang telah berhijrah tidak wajib memberikan pertolongan.
_____________________________________________________________

Hijrah sebagai gambaran berbuatan islami oleh para Kaum Muhajirin
dan kaum Anshar yang perlu di contoh
_____________________________________________________________

Masih mengacu pada firman diatas, maka penulis punya gambaran
tentang kaum muhajirin dan kaum anshar, sbb :

Muhajirin adalah orang-orang yang dengan suka rela meninggalkan
semua yang mereka miliki beserta tanah air tempat tinggal mereka
demi menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan kelompok Anshar adalah mereka yang siap menerima, membela,
memberi perlindungan dan bantuan kepada orang-orang yang berhijrah
dengan tanpa mengharapkan imbalan selain balasan pahala dari Allah swt.

Pada kedua kelompok ini Allah Swt memberikan penghargaan dan jaminan
yang tertinggi, seperti firmannya :

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar”. (QS At-Taubah: 100).

Yang menarik untuk dicermati dari ayat yang menyebut aktor pelaku
hijrah bahwa selain dari kelompok Muhajirin dan Anshar, Allah masih
membuka peluang jaminan dan penghargaan yang sama dengan mereka bagi
siapapun yang mampu mengikuti jejak teladan kedua kelompok itu dengan
baik pasca hijrah yang tersirat dari firman-Nya: “dan orang-orang
yang mengikuti mereka (Muhajirin dan Anshar) dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan
bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-
lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”.
_____________________________________________________________

Hijrah sebagai gambaran perjuangan, pengorbanan dan kepedulian 
sesama ummat muslim dalam meningkatakan keimanan dan ketaqwaan
pada Allah Swt
_____________________________________________________________

Terhadap subjudul ini penulis mengutif salah satu dari isi
tulisan Hijrah lewat situs, "Dakwah Islam". Katanya :

sejarah ayat di atas (Al-Anfal 72-75) ternyata sarat dengan nilai per
juangan, pengorbanan, kepedulian terhadap sesama, kesabaran dan persaudaraan
(ukhuwah) yang melebihi batas kekeluargaan dan kekerabatan karena
direkat dengan ikatan aqidah. Nilai luhur ini merupakan nilai universal
yang berlaku sepanjang zaman pasca sabda Rasulullah saw tentang hijrah:
“Tidak ada hijrah setelah pembebasan kota Mekah, tetapi jihad dan niat”.
(H.R. Bukhari).

Pelajaran lain dari ayat-ayat hijrah, bahwa aktivitas hijrah tidak
terlepas dan selalu diapit dengan iman sebagai pondasi dan perjuangan
(jihad) sebagai nilai aplikatif dari hijrah.

Pendampingan dan pengapitan hijrah dengan iman dan jihad di dalam
Al-Qur’an tentu bukan sebatas memenuhi standar keindahan bahasa
Al-Qur’an, tetapi lebih dari itu terdapat nilai dan hikmah yang
dikehendaki oleh Allah agar kita senantiasa memaknainya; bahwa
hijrah memang merupakan bukti ketulusan iman seseorang, sedangkan
jihad merupakan buah sekaligus konsekuensi logis dari aktivitas
hijrah.

Iman tanpa hijrah tidak akan bermakna, begitu pula hijrah tanpa
jihad berarti tidak berbuah. Makanya pendampingan ini berulang
sebanyak sembilan kali, diawali dengan surat Al-Baqarah: 218 yang
berbunyi:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang
berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat
Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.















Kemudian disusul secara berurutan dengan surat Ali Imran: 195,
Al-Anfal; 72-75, At-Taubah: 20, An-Nahl: 41 dan 110, serta surat
Al-Hajj: 58.

Semua ayat yang berbicara tentang hijrah di atas adalah dalam konteks
hijrah makaaniyyah (hijrah fisik; perpindahan dari suatu tempat ke
tempat yang lain) untuk mempertahankan aqidah. Terdapat hanya satu
ayat yang berbicara dalam konteks hijrah ma’nawiyyah (hijrah nilai;
berubah dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih baik), yaitu
firman Allah swt: “Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah
Ibrahim: “Sesungguhnya aku senantiasa berhijrah kepada Tuhanku;
sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(Al-Ankabut: 26). Dan di antara yang harus ditinggalkan dalam konteks
hijrah ma’nawiyyah seperti yang pernah Allah perintahkan kepada
Rasulullah di era awal turunnya Al-Qur’an adalah perbuatan dosa dan
maksiat seperti firman-Nya: “Dan perbuatan dosa tinggalkanlah”
(QS Al Muddatstsir: 5).
___________

Penutup
___________

Bagi setiap orang beriman, siapapun dia, apakah rakyat atau pejabat,
penguasa atau rakyat jelata, menteri atau tukang patri, anggota DPR
atau penjual ember, pemikir atau tukang parkir, dan lainnya, peristiwa
hijrah makaaniyyah yang sangat kondisional dan mungkin tidak akan
berulang sebagaimana di era Rasul, tetapi nilai dan pelajarannya masih
tetap relevan, yaitu tentang kesabaran, kesiapan berkorban dan
berjuang, kepedulian terhadap sesama, persaudaraan yang dibangun
atas dasar iman dengan itsar (mendahulukan kepentingan orang lain,
di atas kepentingan pribadi) sebagai peringkat yang tertinggi, dan
ta’aawun (saling menolong) untuk memperkuat posisi Islam dan umatnya.

Kehidupan sosial yang ideal dan harmonis justru dirasakan oleh para
sahabat saat peristiwa hijrah berlangsung. Ditambah dengan hijrah
ma’nawiyyah yang merupakan media komunikasi dan harmonisasi hubungan
dengan sang Khaliq.

Semoga nilai dan pelajaran hijrah akan senantiasa mewarnai kehidupan
kita menuju kehidupan yang lebih baik di bawah naungan rahmat dan
ridha Allah SWT.


















Sungguh betapa bernilai memang pelajaran hijrah para
sahabat Rasul sehingga layak dijadikan momentum untuk melakukan
perubahan dan perbaikan arah yang lebih baik, baik dalam skala pribadi,
keluarga, dan sosial. Inilah saat terbaik untuk berkomitmen memulai
hijrah bagi para ummat muslim dimanapun berada, termasuk yang di
Masjid Sri Alam Dunia Sipi rok Mashali.

Akhir kata, mewakili Masjid Sri Alam Dunia Sipirok Mashali, penulis
mengucapkan, "Selamat Tahun Baru 1435 H". Semoga perbuatan para kaum
Muhajirin dan kaum Anshor masa lalu dapat menjadi surutauladan bagi
lita dalam meningingkatkan keiman dan ketakwaan pada Allah Swt.
Amin ya robbal alamin





Wassalmu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!
____________________________________________________________________
Cat.
Info tentang macam kegiatan menyambut Tahun Baru 1435 H
se Nusantara dapat diketahui lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/11/macam-kegiatan-menyambut-tahun-baru.html

No comments:

Post a Comment