Friday, May 24, 2013

MAKAM PAPAN TINGGI, MAKAM MAHLIGAI DAN MAKAM AULIA-AULIA 44 NEGERI BARUS"

#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Melihat sejarah masuknya agama Islam ke Sumatra Utara lewat wisata
historinya Dinas Parawisata Tapanuli Tengan dan Waspada serta menyimak
pendapat para Tokoh Islam mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia)
______________________________________________________________







Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

Tulisan ini di susun sbb  :

1. Barus sebagai wilayah
2. Barus sebagai pintu masuk Islam Pertama di Indonesia
3. Macam Makam Di Barus
4. Analisa Barus sebagai pintu masuk Islam Pertama di Indonesia
5. Penutup (Kedatangan Islam secara asing dan akan kembali asing)

Bagi anda yang ingin mendengar surah Al-Kafirun terlebih dahulu,
silahkan :


_______________________

Sekilas Mengenai Barus
_______________________

Pada wikipedia dikatakan :

Barus adalah sebuah kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara, Indonesia.
Kota Barus terletak di pinggir
Pantai Barat Sumatera. Barus
sebagai kota Emporium dan pusat
peradaban pada abad 1 – 17 M,
dan disebut juga dengan nama
lain, yaitu Fansur.

Pada masa lalu Kapur Barus dan
rempah-rempah merupakan salah
satu komoditas perdagangan yang
sangat berharga dari daerah ini dan
diperdagangkan sampai ke Arab,
dan Parsia. Kapur Barus sangat
harum dan menjadi bahan utama
dalam pengobatan di daerah Arab
dan Persia. Kehebatan kapur ini pun menjalar ke seluruh dunia
dan mengakibatkan dia diburu dan mengakibatkan harganya semakin
tinggi. Eksplorasi yang berlebihan dari kapur barus ini
mengakibatkan tidak ada lagi regenerasi dari pohon yang
berusia lama ini. Saat ini sangat susah menemui pohon kapur
barus, kalaupun ada umurnya masih belum mencapai usia
memproduksi bubuk yang ada di tengah batang pohon.

Barus kota tua, menjadi salah satu tujuan wisata bagi para
peneliti arkeologi islam, baik dari dalam negeri dan dari
luar negeri, khususnya di Lobu Tua dimana peneliti Prancis
dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi. Saat ini kita
dapat melihat peninggalan sejarah Islam di Barus, yaitu dengan
adanya makam Papan Tenggi dan makam Mahligai.

ebelum kemerdekaan R.I, wilayah Barus meliputi daerah-daerah
yang berada di Kecamatan Barus, Manduamas, Sirandorung, Andam
Dewi, Sosorgadong, Kecamatan Sorkam, Sorkam Barat dan Kolang
yang sekarang masuk ke dalam daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Seterusnya Kecamatan Pakkat, Parlilitan, Tara Bintang dan Onan
Ganjang yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan.
Sebagian daerah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam di
Propinsi Aceh. Daerah Barus dulunya dikenal dengan nama Barus Raya.
Wilayah Barus Raya terdiri atas :

1. BARUS KOTA
2. BARUS TIMUR
3. BARUS UTARA
4. BARUS BARAT
5. BARUS SELATAN
________________________________________________

Barus Pintu masuk Islam Pertama di Indonesia
________________________________________________

Para kaum uslimin muslimat...!

Pada situs Waspada On Line dikatan :
"Seluruh makam ini menunjukan fakta 
sejarah sekitar abad ke 7 Masehi,
agama Islam telah ada di kota Tua
Barus, dan melihat tahunnya, Barus
merupakan awal mula masuknya
Islam di Indonesia, jauh lebih tua dari
sejarah Wali Songo di Pulau Jawa".

Selanjutnya dikatakan mengenai
makam tersebut, sbb :

* Makam Mahligai terletak di areal
seluas 3 hektare di atas perbukitan
Desa Dakka, Kecamatan Barus Induk. Makam Mahligai didirikan oleh Tuan
Syekh Siddiq. Setelah dia mengkat jenazahnya juga dikebumikan di komplek
pemakaman tersebut.

*Jumlah makam yang terdapat di tempat di tempat bersejarah itu,
diperkirakan lebih kurang 215 makam dengan batu nisan yang besar
dan kecil. Makam tersebut dengan ukiran bergaya Arab.

*Salah satu makam di komplek ini adalah makam Tuan Syekh Rukunuddin,
wafat malam 13 Syafar, Tahun 48 Hijiriah (48 H) abad ke 7 M. dalam
usia 102 Tahun, 2 bulan, 10 hari.
________________________________________________________________

Makam Papan Tinggi, Makam Mahligai dan Makam Aulia-aulia 44 Negeri Barus
________________________________________________________________

Masih dalam situs yang sama kawan...! Mengenai makam ini di katakan pada
saat kunjungan Kepala Dinas Parawisata Tapteng bersama wartawan waspada :

1. Makam Papan Tinggi

Perjalanan kali ini cukup istimewa.
Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli
Tengah, Budiman Ginting dan Kabag
Humas Pemkab Tapanuli Tengah,
Amiruuddin Marpaung ikut menemani.

Kami memilih perjalanan pertama
menuju makam Papan Tinggi yang
terletak di Desa Penanggahan,
Kecamatan Barus setelah melewati
erjalanan yang cukup melelahkan.

Berjalan kaki memasuki jalan utama menuju Makam Papan Tinggi. Suasana
desa terlihat sederhana dan serasa tak ada yang istimewa untuk lokasi
pemakaman yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi negeri ini.

Uniknya, mayoritas penduduk Desa Penanggahan justru Non-Muslim.
Dalam sejarah disebutkan, warga Muslim lebih memilih tinggal dekat
laut, sementara warga non-Muslim memilih berada di perkampungan
untuk memudahkan mereka bertanam maupun memelihara ternak.

Setelah melewati desa, kami akhirnya mendapati anak tangga bertingkat-
tingkat menuju bukit. Wah….lokasi makamnya tinggi sekali. Sesepuh
setempat percaya dulunya makam terletak di daratan. Karena hempasan
ombak dan perubahan iklim, posisi makam menjadi tinggi dan luas
daratan bertambah.

Anak tangga menuju makam Syech Mahmud, yang membawa syiar Islam
pertama di Indonesia ini dibangun dimasa Soekarno. Yang meresmikannya
adalah Adam Malik.

Masih di anak tangga pertama, suasana di tempat ini terasa demikian
teduh dan menenangkan. Sekelilingnya adalah hutan bercampur dengan
tanaman penduduk. Pohon-pohon yang tumbuh membuat kawasan ini
menjadi tenang dan tentram.

Terdapat delapan undakan anak tangga menuju Makam Papan Tinggi.
Jumlahnya mencapai 744 anak tangga. Di setiap perhentian undakan
terdapat tapak kosong untuk tempat beristirahat. Tapi tsaja menuju
Makam Papan Tinggi benar-benar membutuhkan tenaga ekstra.

Di undakan ke 4, pemandangan yang terhanpar sudah menakjubkan.
Lautan biru yang  mengelilingi Kabupaten Tapanuli Tengah terlihat
sangat indah. Beberapa pulau terbentang menyatu dengan semesta.
Di daratan, terlihat rumah penduduk Tapanuli Tengah yang rata-rata
menggunakan seng sebagai atapnya. Sementara di sisi lain, terlihat
hamparan sawah yang menghijau dan asri.

Sekejap melepas mata sambil memperbaiki pernafasan sangat membantu
semangat untuk meneruskan perjalanan, Menuju undakan ke 5 dan 6
perjalanan terasa makin memberatkan. Langkah kaki seolah berkejaran
dengan detak jantung dan katup pernafasan.

2. Makam Mahligai

Saat tiba di Makam Mahligai,
matahari sudah terbenam.
Kurangnya perhatian pemerintah
atas Pemakaman ini membuat
Makam Mahligai gelap gulita
tanpa cahaya.

Setelah berdoa untuk para ulama
Islam ini, kami akhirnya bisa
bertemu dengan penjaga makam
Jaharuddin Pasaribu yang sudah 30
tahun lebih merawat makam Mahligai.

Menurut Jaharuddin, kata Mahligai
bukanlah tak bermakna apa-apa.
Dalam bahasa Arab, Mahligai berasal
dari Almahligai yang artinya
pendatang. Makam Mahligai berarti makam pendatang. Tapi dalam
beberapa pendapat lain disebutkan, Mahligai berarti istana kecil,
konon kabarnya di daerah ini pernah ada istana kecil.

“Barus dulunya memiliki pelabuhan besar dan terkenal hingga ke
Arab dan Eropa. Di kawasan inilah sempat berdiam aulia-aulia yang
dimuliakan. Ada 44 Aulia yang dimulaikan yang makamnya ada di Barus.
Yang pertama Syech Mahmus di Makam Papan Tinggi dan di Makam Maligai
ada makam Syech Rukunuddin,” jelas Jaharuddin.

3. Makam Aulia-aulia 44 Negeri Barus

Mengenai makam ini dikatakan :
Selain Makam Papan Tinggi dan
Makam Mahligai, terdapat juga banyak
makam yang memperkuat keyakinan
bahwa daerah bukit-bukit mulai dari
Desa Lobu Tua ke arah Utara,
Selatan sampai ke ujung bukit makam
mahligai ini, kemudian ke Timur sampai
ke Desa Patupangan melalui Desa
Pananggahan sudah berusia ribuan tahun.
Diperkirakan pula, dulunya semua kawasan
ini adalah tepian pantai.

Makam lainnya yang disebut juga Aulia-aulia 44
Negeri Barus adalah Makam Tuan Batu Badan,
yang terletak di atas bukit Desa Bukit Hasang,
sekitar 2 kilometer dari Kota Barus.
Makam di Bukit Patupangan, di
Kedai Gedang, di Janji Mariah,
di Sosor Gadong, di Kampung Solok dan
di Uaratan, di Kinali  pinggir Sungai Aek Sirana, di Sitiris-tiris,
di Manduamas dan di perbatasan Aceh Selatan. Tapi saya tak punya
cukup waktu untuk melihat seluruh makam para Aulia Islam ini.

_________________________________________________________

Analisa pada Barus sebagai Pintu Masuk Islam Pertama di Indonesia
_________________________________________________________

Para kawan  pada wikipedia dikatakan :

Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi,
meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan
dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk
beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung
Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian.
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan,
pendidikan dan lain-lain.

Sedangkan pada situs http://www.tuanguru.com/2012/07/islam-masuk-ke-
indonesia-abad-ke-7-m.html   dikatakan :

1. Wan Husein Azmi

Secara tegas mengemukakan bahwa dakwah Islamiah mulai lahir
di tanah Melayu dalam tahun 630 M, dengan alasan antara lain:

Saudagar-saudagar Arab Selatan Semenanjung Tanah Arab yang
pulang balik ke tanah Melayu ramai di antara mereka telah
masuk Islam di tahun 630, karena di tahun
ini seluruh kabilah Arab mengantar rombongan itu, termasuk
rombongan dari Yaman dan Hadramaut yang telah masuk Islam.

Terdapat catatan Cina tentang adanya sebuah kerajaan yang
bernama Ta Chi di gugusan pulau Melayu dan kerajaan ini
telah menjalin hubungan diplomatik dengan Cina dari tahun
630 hingga 655.

Ta Chi adalah nama yang diberi oleh orang-orang Islam gugusan
pulau Melayu di pertengahan abad ke-7.

Ajaran Islam sendiri mewajibkan atas kaum Muslim
menyebarkan dakwah Islamiah berdasarkan hadis
“sampaikan walau hanya satu ayat”.

2. A Hasjmy

Berdasarkan keterangan Dr. Ilyas Ismail (Imam Besar Masjid
Manila) bahwa Islam telah masuk ke Aceh Besar pada masa
Utsman bin Affan (abad ke-1 H/7 M). Pendapat Ilyas Ismail
didasarkan pada catatan pedagang Arab dalam naskah tua
di Manila.

3. Hamka
Islam telah masuk ke Indonesia sejak abad ke-1 H atau abad
ke-7 – 8 M, dengan alasan: Orang Arab (Islam) telah memegang
peranan penting di perairan Selat Malaka.

Kota Kalah (Kedah, Kra, Klang) telah menjadi kota pertemuan
antara pedagang Arab dan Tiongkok. Tahun 674 telah dijumpai
orang Islam di Jawa. Berdasarkan catatan Cina bahwa Raja Ta
Chi/Ta Cheh telah mengirim utusan ke Cho Po (Jawa), ke kerajaan
Ho Ling (Kalingga) untuk menebarkan pundi-pundi emas.
(Orang Tionghoa menyebut orang-orang Islam dengan sebutan
Ta Chi atau Ta Cheh). Pendapat di atas didukung oleh:

- H. Agus Salim
Agama Islam masuk ke kawasan Nusantara bersamaan dengan
masuknya Islam di Tiongkok (abad ke-7 M). Alasannya, sejak
semula perdagangan antara Tiongkok dengan Nusantara sudah
ramai, khususnya kawasan Sumatra.

T.W. Arnold
Dalam bukunya The Preaching of Islam disebutkan: ada
kemungkinan Islam datang ke Nusantara awal anad ke-7 M. Hal
ini didasarkan telah ramai kegiatan perdagangan dengan dunia
Timur yang sejak dulu telah dilakukan oleh orang-orang Arab.

D.G.E. Hall
Dalam buku History of East Asia disebutkan bahwa sejak abad
ke-7 M pedagang-pedagang Arab Muslim sudah melakukan perdagangan
dengan beberapa kerajaan di Indonesia.

Pendapat di atas yang menyatakan bahwa Islam telah masuk dan
berkembang di Nusantara pada abad ke-7 – 8 M didasarkan pada
hubungan perdagangan antara pedagang muslim dengan Indonesia
sejak abad ke-1 H. Hal ini dimungkinkan karena Selat Malaka
sejak dulu merupakan jalur perdagangan antara Arab, India,
dan Cina. Karena kegiatan pelayaran dan perdagangan waktu
itu sangat tergantung pada angin musim, maka selama menunggu
datangnya angin musim yang diharapkan (kurang lebih selama 3
bulan), para pedagang muslim berkesempatan untuk menyebarkan
agama Islam kepada penduduk di Nusantara.

Mengacu pada uraian-uraian diatas, maka menurut hemat penulis
cukup masuk diakal bahwa Barus adalah pintu masuk agama
Islam pertama di Indonesia.

____________________________________________________

Penutup (Kedatangan Islam secara asing dan akan kembali asing)
____________________________________________________

Para kawan :

Menurut beberapa hadits yang shahih, agama Islam dikatakan pertama kali
muncul dalam keadaan terasing, kemudian akan kembali menjadi asing
sebagaimana semula ajaran Islam itu datang. Sementara itu orang
disekelilingnya telah menjadi rusak secara aqidah dan mereka akan
memusuhi ajaran Islam itu sendiri.

Pernyataan didasari beberapa hadits berikut dibawah ini :

Muhammad bersabda, "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam
keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka
berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."

"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah)
orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai
buruk dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang
mengikuti mereka."

"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang
mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."

Demikian tersaji lewat wikipedia. Semoga dengan informasi ini keimanan
dan ketaqwaan kita pada Allah Swt lebih meningkat pada masa-masa
mendatang dan kita tetap dalam agama islam.

Islam agamaku, Al-Qur'an kitabku,
Muhammad nabiku, kabbah kib latku ....


Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

__________________________________________________________
Cat sumber :
http://germasibolga.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemeluk_Islam_pertama
http://www.tuanguru.com/2012/07/islam-masuk-ke-indonesia-abad-ke-7-m.html

2 comments:

  1. Waahh.. ceritanya lebih lengkap ya. Kemarin sewaktu liburan ke barus hanya sempat ke makam tinggi saja. Libur akhir tahun besok coba ke bagian lain dulu.

    ReplyDelete
  2. Oke...! Selamat berwisata Religi Robby. Semoga Ridho Allah Swt tetp bersama kita. Trims comentarnya.

    ReplyDelete